Presiden Zelensky Temui Putra Mahkota Arab Saudi Minta Rusia Tinggalkan Ukraina
Dia mengunjungi Arab Saudi, Selasa (27/2/2024), waktu setempat untuk menemui putra mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perang Rusia dan Ukraina masih terus berlanjut.
Presiden Ukraina Volodomyr Zelenskyy kembali melakukan road show ke luar negerinya.
Dia mengunjungi Arab Saudi, Selasa (27/2/2024), waktu setempat untuk menemui putra mahkota Saudi, Pangeran Mohammed bin Salman.
Zelenskyy meminta tolong agar Arab Saudi mendorong perdamaian dan pemulangan tawanan perang dari Rusia.
Kunjungan Zelenskyy terjadi saat Putra Mahkota Mohammed bin Salman mencoba menjadi mediator potensial untuk mengakhiri perang Ukraina dan Rusia.
"Meskipun Riyadh masih dekat dengan Rusia dalam kebijakan energi melalui kelompok negara OPEC+," sebagaimana dilaporkan Associated Press.
Melalui pesan di media sosial X (dulu twitter), Zelenskyy menyatakan Ukraina terus mengandalkan dukungan aktif Arab Saudi untuk mendorong rencana perdamaian yang disebut sebagai "Formula Perdamaian" guna mengakhiri invasi penuh skala yang memasuki tahun kedua pada akhir pekan sebelumnya.
Zelenskyy telah mengusulkan formula perdamaian 10 poin yang antara lain menginginkan pengusiran semua pasukan Rusia dari Ukraina dan pertanggungjawaban atas kejahatan perang.
Ini terjadi saat kedua belah pihak terlibat pertempuran dari posisi yang hampir diam sepanjang garis depan sekitar 1.500 kilometer.
Meskipun, ide-ide tersebut langsung ditolak oleh Moskow.
"Tema kedua adalah pemulangan tawanan perang dan deportasi," tulis Zelenskyy. "Pemimpin kerajaan telah membantu pembebasan rakyat kami. Saya yakin pertemuan ini juga akan menghasilkan hasil positif."
Meskipun tanpa memberikan rincian lebih lanjut mengenai hal tersebut, Zelenskyy mengatakan bahwa kerja sama ekonomi juga akan dibahas.
Badan berita resmi Saudi Press Agency menyebutkan bahwa Zelenskyy tiba di Bandara Internasional Raja Khalid Riyadh dan disambut oleh pejabat pemerintah.
Dalam beberapa tahun terakhir, Putra Mahkota Mohammed mencapai kesepakatan dengan Iran, berupaya mencapai perdamaian dengan pemberontak Houthi di Yaman, dan menawarkan diri sebagai pemimpin dalam krisis-krisis global lainnya.