Faksi-faksi Palestina Bersatu, Hamas, Fatah dan Lainnya Berkumpul di Moskow Rusia
Rusia jadi tuan rumah pertemuan sejumlah faksi-faksi politik Palestina di Moskow.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Nuryanti
TRIBUNNEWS.COM - Perwakilan dari sejumlah faksi politik Palestina, termasuk Hamas dan Fatah, bertemu di ibu kota Rusia, Moskow, untuk membahas pembentukan pemerintahan Palestina yang bersatu.
Yulia Shapovalova dari Al Jazeera, melaporkan dari Moskow, mengatakan pada Kamis (29/2/2024) bahwa meskipun ada banyak ketidakpastian, pertemuan tersebut diperkirakan akan berlangsung selama tiga hari, dari 29 Februari hingga 2 Maret 2024.
“Rusia sebelumnya telah mengadakan pertemuan serupa, jadi kita tahu bahwa kali ini, ini adalah pertemuan keempat, dan jelas mereka akan mencoba membantu mencapai rekonsiliasi antara semua faksi Palestina,” kata Shapovalova.
Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Mikhail Bogdanov mengatakan kepada TASS bahwa perwakilan dari sekitar 14 organisasi Palestina telah diundang dari berbagai negara Timur Tengah, termasuk Suriah dan Lebanon.
Berbicara dari Moskow, Mustafa Barghouti, sekretaris jenderal Inisiatif Nasional Palestina, mengatakan bahwa dia belum pernah melihat suasana persatuan yang begitu dekat seperti saat ini.
"Orang-orang pasti merasa bertanggung jawab setelah semua pembantaian yang dialami rakyat kami," ujarnya.
Barghouti mengatakan kepada Al Jazeera bahwa pembicaraan tersebut akan berfokus pada pemerintahan konsensus nasional di masa depan.
"Pemerintah akan mencurahkan perhatian dan pekerjaannya terutama untuk meringankan penderitaan orang-orang di Gaza dan mencegah upaya Israel untuk memaksakan pembersihan etnis pada masyarakat Gaza."
“Ada rasa tanggung jawab secara umum di sini,” kata Barghouti.
“Kami tidak berbicara tentang sesuatu yang akan berakhir dalam dua hari, kami berbicara tentang inisiasi dari sebuah proses yang diharapkan pada akhirnya akan mengarah pada persatuan penuh dalam jajaran kepemimpinan Palestina yang bersatu.”
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan kepada para delegasi bahwa Moskow ingin Palestina bersatu sehingga mereka dapat bernegosiasi dengan Israel.
Baca juga: Rusia: Inggris Terlibat Perang Ukraina, Kirim Panglima untuk Susun Strategi Militer
“Orang-orang yang skeptis berpendapat bahwa tidak mungkin bernegosiasi jika seseorang tidak tahu siapa yang berbicara mewakili Palestina,” kata Lavrov.
“Yesus Kristus lahir di Palestina. Salah satu perkataannya adalah: ‘Rumah yang terpecah-belah tidak akan bertahan.’ Kristus dihormati baik oleh umat Islam maupun umat Kristiani."
"Saya pikir kutipan tersebut mencerminkan tantangan memulihkan persatuan Palestina."
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.