Tak Becus Kerja, 9 Tentara Israel di Brigade Givati Diusir dari Jalur Gaza
IDF mengusir 9 tentara Israel di Brigade Givati untuk keluar dari Jalur Gaza karena tak becus kerja dan melanggar perintah atasannya.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Otoritas Penyiaran Israel mengatakan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengusir sembilan tentara dari Brigade Givati dan menarik mereka dari Jalur Gaza.
Mereka ditarik dari tugasnya karena menolak untuk melaksanakan perintah.
“Sembilan tentara dari Brigade Givati, yang bertugas di Gaza, diusir dari Jalur Gaza pada awal pekan ini dengan tuduhan menolak perintah,” lapor Otoritas Penyiaran Israel, Kamis (29/2/2024).
Sembilan tentara itu awalnya ikut bermanuver selama empat bulan di berbagai wilayah di Jalur Gaza.
“Para prajurit terus berperang selama empat bulan di Khan Yunis dan (lingkungan) Al-Zaytoun, Al-Shati, Al-Rimal, dan Jabalia, kemudian mereka diminta untuk mengambil barang-barang mereka dan meninggalkan Jalur Gaza," lanjutnya.
Tanpa menyebutkan nama mereka, pihak berwenang mengutip pernyataan tentara tersebut ketika mengusir mereka dari Jalur Gaza.
"Pejabat tersebut mengatakan kepada kami, 'Dalam waktu sepuluh menit, kumpulkan peralatan Anda dan pergilah. Saya tidak mempercayai Anda'," lapor Otoritas Penyiaran Israel mengutip perkataan pejabat militer Israel.
"Dikatakan bahwa tentara tersebut menolak perintah, salah satu dari mereka meninggalkan posnya, dan mereka berkeliaran tanpa helm dan jaket," lanjutnya.
Pengusiran itu sebagai hukuman akhir karena mereka mengulangi kesalahan yang sama.
"Awalnya mereka dihukum, dan pada hari Minggu komandan yang bertanggung jawab atas mereka berkata kepada mereka 'Anda menolak perintah dan berjalan tanpa senjata. Saya tidak mempercayai Anda. Keluar dari sini. Anda akan ditempatkan di tempat lain dan kami akan mencabut status prajuritmu'," tambahnya.
Para tentara tersebut mengatakan kepada Israel Broadcasting Corporation dan memberikan pembelaannya.
Baca juga: Tentara Israel Salah Tembak ke Bangunan Sendiri, Komandan Peleton IDF Kena Pecat
"Kami berperang, kami kehilangan teman, dan sekarang mereka mengusir kami. Para pemimpin yang bersama mereka dalam semua pertempuran meninggalkan kami, dan sekarang mereka mengancam kami bahwa mereka akan mencabut status kami sebagai tentara," kata mereka.
Komisi juga mengutip keluarga para tentara tersebut, tanpa menyebutkan nama mereka, juga memberikan pembelaan yang sama.
"Para tentara telah berada di Gaza untuk waktu yang lama dan benar-benar kelelahan. Daripada membawa mereka keluar untuk menyegarkan diri, dan bukannya memberi mereka seragam militer ketika mereka memintanya. karenanya mereka dipermalukan dan dibuang tanpa sedikitpun perasaan, serta diancam akan kehilangan sertifikat kesatrianya," kata mereka.
Sementara itu, IDF mengatakan masalah tersebut akan diselidiki.
"Kita berbicara tentang sejumlah tentara yang menyimpang dari perintah militer dan diusir dari Jalur Gaza sambil menunggu penyelidikan atas masalah tersebut. Investigasi akan dilakukan besok di bawah kepemimpinan komandan brigade, dan pada akhirnya keputusan akan dibuat," kata pihak IDF kepada Otoritas Penyiaran Israel.
Hamas Palestina vs Israel
Segera setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), Israel mulai membombardir Jalur Gaza.
Jumlah kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 30.000 jiwa dan 70.400 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Jumat (1/3/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 375 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (30/1/2024), dikutip dari Xinhua News.
Israel memperkirakan masih ada kurang lebih 136 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel