Jerman Terkonfirmasi Mau Serang Jembatan Krimea Pakai Rudal Taurus, Perang Rusia-NATO di Depan Mata
Rekaman audio berdurasi hampir 40 menit berisi diskusi para petinggi Militer Jerman seputar rencana penyerangan tersebut terkonfirmasi asli.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Meski demikian, ada laporan yang menyebut militer Jerman kini sedang "memeriksa apakah komunikasi di dalam Angkatan Udara disadap."
Jerman Potensial Terseret dalam Perang Langsung
Tino Chrupalla, salah satu ketua partai sayap kanan Jerman, Alternatif untuk Jerman (AfD), memperingatkan pada Sabtu kalau Jerman potensial terlibat dalam konflik yang sedang berlangsung antara Moskow dan Kiev jika negara tersebut melanjutkan transfer rudal Taurus ke Ukraina.
Chrupalla mengatakan para jenderal Bundeswehr telah membahas kemungkinan penggunaan rudal Taurus Jerman untuk menargetkan Jembatan Krimea.
Menurut pemimpin AfD tersebut, tindakan seperti itu hanya bersifat simbolis namun dapat memiliki konsekuensi yang luas karena melibatkan Jerman dalam perang tersebut.
Chrupalla menyampaikan keprihatinannya dalam cuitan di X (twitter), dengan menyatakan, "Jenderal Bundeswehr diduga mengatakan bahwa Jembatan Krimea dapat diserang dengan rudal Taurus Jerman. Tindakan simbolis ini akan menyeret Jerman ke dalam perang. (Katakan) Tidak untuk transfer Taurus (ke Ukraina)."
Anggota parlemen Jerman pekan lalu memberikan suara menentang mosi yang diajukan oleh oposisi untuk memasok rudal Taurus jarak jauh ke Kiev, dua tahun setelah pecahnya perang yang berlangsung hingga sekarang.
Apa itu Rudal Taurus?
Rudal Taurus adalah peluru kendali yang diluncurkan dari jet tempur (air to surface missle).
Hulu ledaknya, yang berbobot hampir setengah ton, dapat digunakan untuk menyerang target yang dibentengi hingga jarak 310 mil (sekitar 500 kilometer), hampir setara dengan rudal jelajah Storm Shadow buatan Inggris.
Artinya, rudal Taurus bisa menghantam ibu kota Rusia, Moskow, yang berjarak sekitar 450 kilometer dari perbatasan dengan Ukraina.
Sejak awal perang di Ukraina pada Februari 2022, Jerman telah membantu Ukraina dengan tank Leopard dan sistem pertahanan udara IRIS-T, sementara Inggris dan Prancis memberi negara itu rudal jelajah Storm Shadow dan Scalp.
Khawatir akan terjadinya eskalasi besar-besaran, Kanselir Jerman Olaf Scholz telah berusaha menolak semua tekanan dalam dan luar negeri untuk membantu Ukraina dalam perjanjian jangka panjang Taurus meskipun Jerman telah menjadi donor bantuan militer terbesar kedua bagi negara bekas Soviet tersebut.
Perang Terbuka Rusia-NATO
Rusia sejak tahun 2022 telah berulang kali memperingatkan Amerika Serikat dan sekutu Baratnya, termasuk Jerman, agar tidak ikut serta dalam perang, dan menekankan bahwa Rusia akan mempertahankan diri dengan cara apa pun.
Pernyataan tersebut juga menekankan bahwa Barat dan NATO telah memainkan peran langsung dengan terus membantu Ukraina dengan senjata dan peralatan militer canggih.
Terungkapnya rencana Jerman menyerang langsung Jembatan Krimea ini akan membawa eskalasi perang terbuka Rusia dan NATO menjadi sangat terbuka.