Bukan Cuma Gaza yang Jadi Puing-puing, Dua Pilar Utama Israel Juga Runtuh Karena Perang Lawan Hamas
Perang terbaru di jalur Gaza yang terjadi lima bulan terakhir memang menghancurkan sebagian besar Jalur Gaza Tapi bukan berarti Israel tidak hancur
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Bukan Cuma Gaza, Dua Pilar Utama Israel Juga Runtuh Karena Perang Lawan Hamas
TRIBUNNEWS.COM - Kehancuran akibat agresi militer Israel ke Jalur Gaza, Palestina tidak hanya dirasakan wilayah kantung Palestina, tetapi juga entitas negara pendudukan itu sendiri.
Seperti diketahui, Israel melancarkan perang genosida berhias bombardemen tanpa pandang bulu dan blokade makanan dan bantuan ke Gaza sejak 7 Oktober 2023 sejak Hamas melancarkan serangan lintas batas bertajuk Banjir Al-Aqsa.
Baca juga: Pakar Militer: Internal IDF Hancur-hancuran, Salah Perhitungan Lawan Hamas dan Rakyat Gaza
Namun, banyak pengamat geopolitik menilai, akar permasalahan dan konflik di Jalur Gaza tidak dimulai sejak 7 Oktober namun sejak bertahun lalu saat Israel menerapkan cara-cara represif untuk menegakkan pendudukan mereka di tanah Palestina.
Perang terbaru di jalur Gaza yang terjadi lima bulan terakhir memang menghancurkan sebagian besar Jalur Gaza menjadi puing-puing reruntuhan di pihak Palestina.
Tapi bukan berarti Israel tidak menerima dampak peperangan itu sendiri.
Baca juga: Dokumen Intelijen Militer Israel: Kehancuran Gaza Tak Bikin Rakyat Palestina Berhenti Dukung Hamas
Soltan Al-Ajlouni, seorang analis dunia Arab dalam statemen hari Senin (4/3/2024) mengungkapkan kalau kehancuran Israel dan rezim saat ini tidak akan terjadi secara spontan, tapi dampaknya sudah kelihatan saat ini.
"Perang yang disulut rezim Zionis di Gaza tidak berdampak jangka pendek, tapi jangka panjang," ujar Al-Ajlouni dilansir PT.
Analis Palestina ini berpendapat kalau selama perang Gaza, ada dua pilar penting proyek Zionis Israel yang runtuh.
Dua pilar itu adalah keamanan dan ekonomi.
Baca juga: Media Israel: Semua Pelabuhan Israel Rusak Parah Karena Serangan dari Houthi Yaman di Laut Merah
Soltan Al-Ajlouni, seorang analis Palestina dalam wawancara dengan saluran satelit Al-Aqsa mengungkapkan, "Semua penulis menulis tentang bagaimana kata Israel menjadi sinonim dengan genosida, pelanggaran hukum internasional, kejahatan dan kekerasan, dan semua ini merupakan tanda kemenangan Palestina,".
Ia menekankan kalau semangat dan keyakinan Zionisme di dunia telah rusak, dan ada banyak tanda-tanda migrasi balik orang-orang Yahudi dari wilayah pendudukan.
Sejak Oktober 2023, Israel dengan dukungan penuh negara-negara Barat melancarkan pembantaian besar-besaran di Jalur Gaza dan Tepi Barat Sungai Yordan terhadap rakyat Palestina yang tidak berdaya dan tertindas.
Rezim ini didirikan pada tahun 1948 dengan dukungan kolonialisme Inggris di tanah Palestina, dan sejak itu telah melakukan berbagai rencana pembunuhan massal dengan tujuan genosida terhadap orang-orang Palestina dan pendudukan seluruh tanah mereka.
(oln/pt/stltalaqsa/*)