Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Efek Boikot Buntut Perang Israel di Gaza, Starbucks Timur Tengah Umumkan PHK Sebagian Karyawan

Starbucks di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara yang dikelola Alshaya Group mengumumkan PHK sebagian karyawannya.

Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Febri Prasetyo
zoom-in Efek Boikot Buntut Perang Israel di Gaza, Starbucks Timur Tengah Umumkan PHK Sebagian Karyawan
JOSEPH BARRAK / AFP
Seorang pengunjuk rasa Lebanon menempelkan bintang Yahudi David di jendela kedai 'Starbucks Coffee' selama demonstrasi menyerukan boikot terhadap jaringan kopi tersebut pada 13 Januari 2009 di Beirut. - Starbucks di wilayah Timur Tengah dan Afrika Utara yang dikelola Alshaya Group, mengumumkan PHK sebagian karyawannya buntut dampak boikot akibat serangan Israel di Gaza sejak 7 Oktober 2023. 

TRIBUNNEWS.com - Starbucks di Timur Tengah dan Afrika Utara (MENA) yang dioperasikan Alshaya Group, pada Selasa (4/3/2024), mengumumkan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sebagian karyawannya.

Diketahui, selama 25 tahun, Alshaya Group telah memegang lisensi Starbucks untuk wilayah MENA.

Hingga saat ini, sudah ada 1.300 kedai Starbucks yang dikelola Alshaya Group dengan tenaga kerja lebih dari 11 ribu orang.

Keputusan PHK sebagian ini diambil setelah dampak serangan Israel di Gaza yang masih terus berlanjut.

Aksi Israel di Gaza itu berujung pada seruan boikot terhadap perusahaan kopi asal Amerika ini.

"Sebagai akibat dari kondisi perdagangan yang terus menantang selama enam bulan terakhir, kami mengambil keputusan yang menyedihkan dan sangat sulit untuk mengurangi jumlah karyawan di toko Starbucks MENA kami," kata seorang juru bicara Alshaya Group kepada Anadolu Agency.

Ia menekankan komitmen Alshaya Group untuk mendukung karyawan yang di-PHK dan keluarganya selama masa transisi.

BERITA REKOMENDASI

Ia juga mengucapkan terima kasih atas dedikasi mereka terhadap Alshaya Group dan Starbucks.

Unilever Juga Rasakan Dampak Boikot

Sebelumnya, perusahaan asal Inggris, Unilever, juga melaporkan penurunan penjualan di kawasan Asia Tenggara, terutama Indonesia, di pertumbuhan kuartal keempatnya.

Penjualan di Indonesia disebut menurun buntut boikot terhadap merek-merek perusahaan multinasional "sebagai respons atas situasi geopolitik di Timur Tengah serangan Israel di Gaza."

CEO Unilever, Hein Schumacher, melaporkan penjualan produk Unilever di Indonesia mengalami penurunan sebanyak 15 persen dalam tiga bulan terakhir pada 2023.

Baca juga: Al-Quds Bom 2 Kota di Israel Pakai Roket, juga Targetkan Kumpulan IDF di Khan Younis

Konsumen di negara-negara mayoritas Islam, seperti Indonesia, yang memiliki lebih dari 200 juta penduduk muslim, telah memboikot perusahaan-perusahaan Barat karena mendukung Israel.

"Di Indonesia, kami melihat penurunan penjualan sebesar dua digit pada kuartal keempat," ujar Schumacher lewat telepon pada Kamis, dilansir CNN.

Selain penurunan penjualan di Indonesia, Unilever juga mengalami gangguan pasokan material mereka akibat serangan terhadap kapal-kapal di Laut Merah oleh Houthi Yaman sebagai bentuk dukungan terhadap Gaza.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas