Arab Saudi Kutuk Perluasan Pemukiman Israel Besar-besaran di Tepi Barat, Yerusalem, dan Betlehem
Kerajaan Arab Saudi juga mengutuk upaya-upaya Israel yang mencoba melakukan Yudaisasi di sebagian besar Tepi Barat, termasuk Yerusalem dan Betlehem.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Namun, keputusan kabinet Israel yang kontroversial diadopsi tahun lalu untuk 'melegalkan' sembilan pos terdepan di Tepi Barat.
Selain itu, perintah tersebut menyusul deklarasi Menteri Keuangan Israel Bezalel Smotrich pada 22 Februari untuk pembangunan lebih dari 3.300 rumah baru di permukiman Tepi Barat sebagai “tanggapan” terhadap serangan oleh tiga pria bersenjata Palestina yang membunuh seorang pria Israel di sebuah pos pemeriksaan Israel dekat Pemukiman Ma'aleh Adumim.
Baca juga: Taktik Baru Kejutkan Israel, Operasi Penembakan Maale Adumim Tewaskan Pemukim Yahudi Saat Kemacetan
Smotrich mengumumkan, pemerintah Israel akan menyampaikan rencana pembangunan 2.350 unit rumah di Ma'aleh Adumim, 300 di Keidar, dan 694 di Efrat.
“Musuh-musuh kami tahu bahwa kerugian apa pun yang menimpa kami akan menyebabkan lebih banyak pembangunan dan lebih banyak pembangunan serta lebih banyak wilayah kekuasaan kami di seluruh negeri,” tulis Smotrich di X (sebelumnya bernama Twitter).
LSM Israel Peace Now telah merilis laporan yang mencatat peningkatan pemukiman Yahudi yang “belum pernah terjadi sebelumnya” di Tepi Barat yang diduduki sejak 7 Oktober.
Laporan tersebut mencatat sembilan “pos pemukiman” dan 18 jalan baru bagi pemukim hanya dalam tiga bulan pertama perang Israel di Gaza.
LSM tersebut juga melaporkan kalau perang yang sedang berlangsung di Gaza dieksploitasi oleh pemukim Yahudi Israel untuk menciptakan situasi de facto di lapangan, yang bertujuan untuk memperluas kendali mereka atas sebagian besar Area C – sebuah wilayah di Tepi Barat dengan konsentrasi pemukiman yang tinggi.
Populasi pemukim Israel di Tepi Barat tumbuh hampir 3 persen pada tahun 2023, menurut laporan terbaru oleh situs web pro-pemukim westbankjewishpopulationstats.com berdasarkan statistik populasi dari pemerintah Israel.
Laporan tersebut, yang dirilis pada bulan Februari lalu oleh kelompok pro-pemukim, menunjukkan kalau populasi pemukim melonjak menjadi 517.407 pada tanggal 31 Desember, dari 502.991 pada tahun sebelumnya.
Laporan tahun ini memperkirakan “percepatan pertumbuhan” di tahun-tahun mendatang dan populasi pemukim di Tepi Barat akan melebihi 600.000 sebelum tahun 2030.
Namun, laporan tersebut tidak memasukkan angka populasi di Yerusalem Timur, tempat lebih dari 200.000 warga Israel tinggal di lingkungan yang dianggap Israel sebagai bagian dari ibu kotanya, namun dianggap oleh Palestina dan komunitas internasional sebagai pemukiman ilegal.
Baca juga: Tentara Israel Sudah Tangkap 7.305 Warga Palestina di Tepi Barat, Perlawanan Justru Kian Gencar
Strategi Terorganisir Buat Usir Warga Palestina dari Tepi Barat
Sementara itu, kelompok pengawas Israel, Terrestrial Jerusalem, mengatakan bahwa sejak dimulainya perang Israel-Gaza pada 7 Oktober, tiga rencana telah disetujui atau akan segera disetujui untuk perumahan Yahudi di Yerusalem Timur.
Terrestrial Jerusalem menyebut kecepatan proses persetujuan selama beberapa bulan terakhir “hingar bingar.”
Tepi Barat yang diduduki, telah mengalami peningkatan tajam dalam serangan dan insiden kekerasan yang dilakukan pemukim terhadap warga Palestina sejak 7 Oktober.