Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kataib Hizbullah Ganti Taktik: Setelah Pelabuhan Haifa, Giliran Bandara Kiryat Shmona Israel Dibom

Serangan Drone perlawanan Irak Kataib Hizbullah menjangkau bandara Kiryat Shmona, Israel Utara setekah sebelumnya menyerang Pelabuhan Haifa Israel

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Kataib Hizbullah Ganti Taktik: Setelah Pelabuhan Haifa, Giliran Bandara Kiryat Shmona Israel Dibom
Foto oleh Jalaa MAREY / AFP
Gambar yang diambil dari sisi perbatasan Israel dengan Lebanon ini menunjukkan asap mengepul menyusul pemboman Israel di sekitar desa Aita al-Shaab di Lebanon selatan pada 18 Desember 2023 di tengah meningkatnya ketegangan lintas batas seiring berlanjutnya pertempuran dengan Hamas di Jalur Gaza selatan. 

Sebelumnya, Deputi Wali Kota Haifa, di Wilayah pendudukan, Nachshon Tzuk, mengatakan kalau serangan Hizbullah Lebanon, ke kota ini akan menyebabkan Israel, mundur 15 tahun ke belakang.

Nachshon Tzuk, Selasa (20/2/2024) memperingatkan serangan luas rudal ke kota ini, ke infrastruktur maritim, dan perdagangan Haifa, akan memukul mundur Israel, 15 tahun ke belakang.

Irak Putus Hubungan dengan AS

Setelah serangan AS menyerang Irak dan Suriah, Pemerintah Irak mengatakan sudah putus kontak dengan AS 

Perdana Menteri Irak selama ini fokus pada upaya untuk mengamankan penarikan AS dari negaranya.

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani mengatakan pada 7 Februari kalau Baghdad tidak memiliki kontak dengan Washington sejak serangan udara AS yang menargetkan Irak dan Suriah pada awal Februari.

“Kami tidak memiliki kontak apa pun dengan Amerika setelah serangan baru-baru ini,” kata Sudani dalam komentarnya kepada Al-Arabiya dan Shafaq.

Perdana menteri menambahkan bahwa “formula” telah dicapai untuk meredakan ketegangan.

BERITA TERKAIT

“Sebuah formula telah dicapai bagi faksi-faksi untuk menghentikan serangan mereka dengan imbalan menghentikan respons Amerika,” katanya.

Baca juga: Konflik Berkecamuk di Gaza, Utusan PBB untuk Irak: Timur Tengah Berada pada Titik Kritis

Beberapa faksi perlawanan Irak bersatu setelah dimulainya perang Hamas-Israel pada bulan Oktober, membentuk koalisi Perlawanan Islam di Irak (IRI). Sebagai solidaritas dengan Gaza dan penolakan terhadap dukungan AS untuk Israel, IRI memulai operasi hampir setiap hari terhadap pangkalan AS di Irak dan Suriah, serta sasaran-sasaran Israel.

Serangan terhadap pangkalan AS di Irak juga mempercepat penarikan pasukan AS dari negara tersebut.

Salah satu serangan perlawanan Irak menewaskan tiga tentara AS di dekat perbatasan Suriah-Yordania bulan lalu, yang memicu respons mematikan dari Washington pada 3 Februari. AS telah berjanji akan memberikan tanggapan lebih lanjut.

Baca juga: Anggota Parlemen Irak Serukan Hentikan Penjualan Minyak ke Yordania Usai Serangan AS di Irak Suriah

Eskalasi ini terjadi ketika pemerintah Irak melanjutkan upayanya untuk secara diplomatis memfasilitasi penarikan pasukan tempur AS dari Irak dan peralihan kehadiran AS di sana ke “peran penasehat.” Bulan lalu, pembicaraan mengenai masalah ini terjadi antara Baghdad dan Washington.

Namun, AS menolaknya dan secara terbuka mengatakan bahwa perundingan tersebut tidak bertujuan untuk menarik mundur AS.

“Mengakhiri misi koalisi internasional [yang dipimpin AS] untuk melawan ISIS bertujuan untuk menghapus semua pembenaran atas serangan terhadap para penasihatnya… Setiap serangan militer di wilayah Irak harus ditolak oleh semua pihak,” kata Sudani pada hari Rabu.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas