Puluhan Perwira Tewas di Gaza, Israel Kelabakan Cari Pengganti Lewat Kursus Kilat
Puluhan perwira Israel tewas di Jalur Gaza. Israel mulai kelabakan mencari pengganti mereka lewat kursus militer kilat.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Israel dikabarkan mulai mencari pengganti puluhan perwira dan komandan perang yang tewas dalam operasi militernya di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.
Radio Tentara Pendudukan Israel melaporkan, kekosongan kepemimpinan ini mendorong Israel untuk mengadakan kursus rehabilitasi untuk mengisi posisi tersebut.
Setidaknya, ada 39 komandan seksi atau wakil komandan kompi yang tewas.
Jumlah itu termasuk 13 komandan kompi, dua perwira staf, 6 wakil jenderal, 4 komandan brigade, serta 7 perwira lainnya, menurut data yang dipublikasikan pada Kamis (7/3/2024).
"Tentara Israel sedang berupaya untuk mengisi kekosongan dan mengisi jajaran posisi kepemimpinan ini, melalui beberapa langkah, termasuk kursus mendesak," lapor Radio Tentara Pendudukan Israel, Kamis.
Radio Tentara Pendudukan Israel mencatat, sekitar dua minggu lalu, tentara Israel menyelesaikan kursus untuk memenuhi syarat para pemimpin militer.
Kebutuhan itu merupakan yang terbesar sejak pendirian kursus tersebut.
"Setidaknya, ada 136 peserta pelatihan menyelesaikannya, termasuk 54 peserta cadangan," lapor Radio Tentara Pendudukan Israel.
Jumlah itu kira-kira 20 persen lebih besar dibandingkan kursus tentara reguler dan sekitar 50 persen lebih besar pada tingkat tentara cadangan.
Rencananya, tentara Israel bersiap untuk membuka kursus lain bagi komandan kompi pada April 2024.
Jumlah peserta pelatihan diperkirakan akan mencapai 155 tentara peserta pelatihan, yang berarti peningkatan jumlah lulusan sekitar 40 persen dari biasanya.
Baca juga: Banyak Tentara Israel Tewas, Herzi Halevy Ngeluh: Perang Gaza Dibayar Nyawa
Namun, tidak semua lulusan kursus tersebut dapat segera memimpin pasukan setelah menyelesaikannya.
Beberapa di antaranya telah memenuhi syarat untuk kemungkinan diperlukan menjadi pengganti pemimpin di masa depan.
Dengan adanya kursus ini, tentara Israel memiliki jumlah pemimpin tambahan, jika perang di Jalur Gaza berkepanjangan dan kemungkinan terbunuhnya perwira meningkat, dikutip dari Al Araby.