AS akan Bangun Pelabuhan Darurat untuk Bantuan Kemanusiaan, Anehnya AS akan Koordinasi dengan Israel
Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengumumkan misi darurat untuk membangun pelabuhan darurat di Gaza untuk bantuan kemanusiaan.
Penulis: Muhammad Barir
AS akan Bangun Pelabuhan Darurat untuk Bantuan Kemanusiaan, Anehnya AS akan Koordinasi dengan Israel
TRIBUNNEWS.COM- Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengumumkan misi darurat untuk membangun pelabuhan darurat di Gaza untuk bantuan kemanusiaan.
Joe Biden mengumumkan dalam pidato kenegaraannya bahwa dia mengarahkan militer dalam misi darurat untuk membangun pelabuhan di Jalur Gaza.
Tujuannya untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke daerah Gaza, menurut para pejabat AS, menurut laporan Anadolu Agency.
Namun ironisnya, AS akan berkoordinasi dengan Israel, pihak yang selama ini selalu menjadi penghalang untuk masuknya bantuan ke Gaza.
Banyak bantuan kemanusiaan yang menggunakan truk, tidak bisa masuk Gaza karena dilarang oleh Israel. Israel menyerang dan menembaki truk bantuan kemanusiaan tersebut.
Sehingga banyak negara-negara yang akhirnya harus mengirimkan bantuan melalui udara, termasuk Amerika Serikat.
Ironis, Israel justru yang akan diajak Amerika Serikat untuk berkoordinasi.
Pelabuhan di pantai ini dapat menerima kapal-kapal besar yang membawa makanan, air, obat-obatan dan tempat penampungan sementara, kata seorang pejabat senior dalam sebuah pengarahan.
“Ini adalah inisiatif yang akan dimulai di sini ketika Presiden membuat pengumuman dan mengeluarkan perintah,” kata pejabat yang tidak ingin disebutkan namanya.
AS akan bekerja sama dengan negara-negara yang berpikiran sama dan mitra kemanusiaan, kata pejabat lainnya. Pelabuhan tersebut merupakan dermaga sementara yang mampu menampung ratusan truk tambahan muatan bantuan.
“Kami akan berkoordinasi dengan Israel mengenai persyaratan keamanan di darat dan bekerja sama dengan PBB dan LSM kemanusiaan dalam distribusi bantuan di Gaza,” kata pejabat itu.
AS tidak merencanakan operasi yang memerlukan pasukan Amerika di lapangan.
Pejabat itu mengatakan AS ingin melihat gencatan senjata sementara untuk memenuhi kebutuhan mendesak penduduk sipil di Gaza dan untuk memungkinkan mitra kemanusiaan mendistribusikan bantuan penyelamatan jiwa dengan aman ke seluruh wilayah kantong tersebut.
“Jalan menuju gencatan senjata sangatlah mudah. Setidaknya ada gencatan senjata enam minggu hari ini jika Hamas setuju untuk melepaskan kategori sandera yang rentan, termasuk perempuan, orang tua, orang sakit dan terluka,” kata pejabat tersebut.
“Kesepakatan itu sudah didiskusikan sekarang dan telah berlangsung selama lebih dari seminggu terakhir. Hal ini akan memberikan bantuan segera kepada masyarakat Gaza. Hal ini juga akan menciptakan kondisi yang diperlukan untuk memungkinkan pekerjaan kemanusiaan mendesak yang harus dilakukan, sehingga tanggung jawab saat ini ada pada Hamas,” tambah pejabat tersebut.
AS telah melakukan tiga kali bantuan kemanusiaan melalui udara di Gaza sejak pekan lalu karena bantuan kemanusiaan melalui darat dihambat oleh Israel.
(Sumber: Middle East Monitor)