Soal Paus Bicara Bendera Putih, Ukraina: 'Bendera Kami Masih Biru dan Kuning'
Pernyataan Paus Fransiskus yang meminta agar Ukraina mengibarkan bendera putih dan mengedepankan negosiasi dengan Rusia
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Pernyataan Paus Fransiskus yang meminta agar Ukraina mengibarkan bendera putih dan mengedepankan negosiasi dengan Rusia mendapat tentangan keras dari pihak Ukraina.
Pemimpin Gereja Katolik membuat pernyataan tersebut dalam sebuah wawancara yang direkam bulan lalu dengan stasiun penyiaran Swiss RSI, namun sebagian dirilis pada hari Sabtu.
Hal ini memicu kreaksi dari Ukraina dan para pendukungnya, karena banyak yang menafsirkannya sebagai seruan agar Ukraina menyerah.
Baca juga: Terus Dibombardir Ukraina, Rusia Pindahkan Pangkalan Kapal Militer di Krimea
Presiden Volodymyr Zelensky secara halus menentang Paus dan menyatakan bahwa perjuangan yang dilakukan untuk mempertahankan diri dari serangan Rusia.
"Pembunuh dan penyiksa Rusia tidak bergerak lebih jauh ke Eropa semata-mata karena mereka ditahan oleh orang Ukraina dengan senjata di tangan mereka di bawah bendera biru dan kuning," kata Zelensky dalam pidatonya, Minggu (10/3/2024) malam dikutip dari Ukrainska Pravda.
Sementara Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba dalam pernyataannya di akun X-nya mengatakan bahwa bendera tidak berwarna putih, tapi biru dan kuning.
"Bendera kami berwarna biru dan kuning. Di bawahnya kita hidup, mati dan menang. Kami tidak akan mengibarkan bendera lain," tegasnya.
Media Ukraina ramai memberitakan mengenai penolakan Ukraina mengibarkann berdera putih.
"Mengenai bendera putih, kita mengetahui strategi Vatikan ini dari sejarah paruh pertama abad ke-20. Saya mendesak Anda untuk tidak mengulangi kesalahan sejarah dan secara konsisten mendukung Ukraina dan rakyatnya dalam perjuangan yang adil demi kehidupan mereka sendiri," kata Kuleba.
Ia juga mengatakan bahwa pemerintah Ukraina mengetahui strategi Vatikan ini dari sejarah paruh pertama abad ke-20.
Baca juga: Pesawat SU-34 Berjatuhan Dirudal Ukraina, Rusia Takut Kerahkan Jet Tempur Siluman di Garis Depan?
"Saya mendesak Anda untuk tidak mengulangi kesalahan sejarah dan secara konsisten mendukung Ukraina dan rakyatnya dalam perjuangan yang adil demi kehidupan mereka sendiri," ujarnya.
Kuleba juga dengan hormat mengundang agar Paus bersedia mengunjungi Ukraina untuk melihat dengan dekat kondisi yang terjadi wilayah yang tercabik perang selama dua tahun itu.
"Kami berterima kasih kepada Yang Mulia Paus Fransiskus atas doanya yang tiada henti untuk perdamaian dan terus berharap bahwa setelah dua tahun perang dahsyat di jantung Eropa, beliau akan mendapat kesempatan untuk melakukan kunjungan apostolik ke Ukraina untuk memberikan dukungan lebih dari sekedar satu juta umat Katolik Ukraina, lebih dari lima juta umat Katolik Yunani, semuanya Kristen dan seluruh warga Ukraina," tulis Kuleba.
Setelah mengetahui adanya respons dari Ukraina, direktur layanan pers Tahta Suci Matteo Bruni segera memberi klarifikasi.
Bruni menjelaskan kalau kata-kata Paus, dan mencatat bahwa Paus Fransiskus tidak bermaksud agar Ukraina menyerah.
Menurutnya bahwa jurnalis yang mewawancarai Paus Fransiskus menggunakan istilah "bendera putih", sehingga Paus menggunakannya dalam jawabannya.
Dia mengatakan Paus mendukung “solusi diplomatik untuk perdamaian yang adil dan abadi” dan bahwa negosiasi “tidak pernah berarti menyerah.”
Sementara itu, Kepala Kementerian Luar Negeri Polandia Radoslav Sikorskyi mencatat bahwa untuk keseimbangan, mestinya juga dapat mendorong diktator Kremlin Vladimir Putin untuk mengumpulkan keberanian dan menarik pasukan Rusia dari Ukraina, maka “perdamaian akan segera datang. Tanpa perlu negosiasi."