Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menlu Afsel Desak Dunia Kirim Pasukan Bersenjata untuk Kawal Bantuan ke Gaza

Menteri Luar Negeri Afrika Selatan, Naledi Pandor mendesak dunia untuk mengirim pasukan bersenjata yang kuat ke Rafah.

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Menlu Afsel Desak Dunia Kirim Pasukan Bersenjata untuk Kawal Bantuan ke Gaza
REMKO DE WAAL / ANP / AFP
Menteri Hubungan Internasional dan Kerja Sama Afrika Selatan Naledi Pandor (tengah) menghadiri pengumuman putusan Mahkamah Internasional (ICJ) dalam kasus genosida terhadap Israel, yang diajukan oleh Afrika Selatan, di Den Haag pada 26 Januari 2024. 

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Luar Negeri Afrika Selatan, Naledi Pandor mendesak dunia untuk mengirim pasukan bersenjata yang kuat ke Rafah.

Tujuannya adalah untuk mengawal truk bantuan kemanusiaan agar dapat sampai di Gaza.

“Angkatan bersenjata dunia yang kuat harus diinstruksikan oleh presiden atau perdana menteri mereka bahwa mereka akan pergi ke perbatasan Rafah dan tentara mereka akan mengawal semua truk tersebut ke Gaza dan Tepi Barat,” kata Pandor dalam konferensi pers dengan Danish Foreign, dikutip dari Palestine Chronicle.

Mengingat kejadian sebelumnya ketika tentara Israel telah menembaki kerumunan warga Palestina yang sedang menunggu bantuan di bundaran Al-Nabulsi dekat Jalan Al-Rashid di barat daya Kota Gaza pada Kamis (1/3/2024).

Saat orang-orang berkumpul untuk mendapatkan bantuan, mereka ditembak oleh tentara Israel.

Akibatnya, 112 warga Palestina tewas dan 750 orang mengalami luka-luka.

Menurut laporan UNRWA, banyak anak-anak di Gaza meninggal karena kelaparan dan lebih dari setengah juta warga Gaza menghadapi kelaparan.

Berita Rekomendasi

Badan tersebut juga melaporkan pengurangan 50 persen pengiriman bantuan ke Gaza berasal dari kurangnya kemauan politik dan jaminan keamanan dari operasi militer Israel di tengah runtuhnya ketertiban sipil.

Oleh karena itu, Pandor mengatakan usulannya merupakan satu-satunya cara agar bantuan dapat sampai ke warga sipil.

"Menurut saya adalah satu-satunya cara agar kita bisa mendapatkan bantuan karena jika tidak maka bantuan yang diberikan akan sedikit," katanya.

Ia juga mengatakan apabila bantuan tidak segera sampai ke tangan warga sipil, maka akan menyebabkan lebih banyak anak-anak di Gaza kelaparan.

“Semakin banyak anak-anak yang akan kelaparan, semakin banyak bayi yang akan lahir dengan kondisi kesehatan yang sangat buruk,” tegasnya.

Baca juga: Sambut Ramadhan, Raja Salman Beri Pesan: Hentikan Kejahatan Brutal di Gaza

Afsel Desak ICJ untuk Perkuat Tindakan demi Cegah Kelaparan di Gaza

Afrika Selatan pada minggu ini kembali mengajukan permintaan mendesak kepada Mahkamah Internasional (ICJ) agar tindakan sementara yang diperintahkan Pengadilan pada tanggal 26 Januari diperkuat.

Tujuannya adalah untuk mencegah bencana kelaparan di wilayah Gaza.

"Situasinya mendesak. Afrika Selatan tidak punya pilihan selain meminta Pengadilan untuk memperkuat Tindakan Sementara yang ada dalam upaya mencegah kelaparan, kelaparan dan penyakit dalam skala besar di Jalur Gaza, yang menurut para ahli akan mengakibatkan lebih dari 85.000 kematian dalam enam tahun ke depan. bulan, jika tidak ada yang dilakukan,” jelasnya.

Krisis Kelaparan Semakin Parah di Gaza

Pemerintah Kota Gaza telah menyuarakan keprihatinan mendalam atas krisis kelaparan yang memburuk dengan cepat.

Banyak warga Gaza yang meninggal akibat kelaparan.

Kami memperingatkan terhadap kematian lebih lanjut akibat kelaparan dan kehausan di Gaza utara, jika krisis kemanusiaan yang parah terus berlanjut,” kata juru bicara kotamadya Husni Mahna kepada Anadolu Ajansi.

Mahna mengatkan saat ini sangat diperlukan bantuan makanan di wilayah Gaza untuk mencegah krisis kelaparan yang semakin parah.

Selain kelaparan, warga Gaza saat ini juga mengalami krisis air.

Mahna menjelaskan alokasi per kapita di Kota Gaza telah menyusut menjadi hanya dua liter setiap hari, turun dari 90 liter (sebelum perang genosida).

Menurut pejabat Palestina, kekurangan air ini disebabkan karena fasilitas air yang mengalami kerusakan parah akibat serangan Israel.

Hingga saat ini, IDF telah menghancurkan 40 sumur air, 9 waduk, jaringan air sepanjang 42 kilometer (26,1 mil), dan 500 sumbat dengan berbagai ukuran.

Konflik Palestina vs Israel

Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Jalur Gaza sejak 7 Oktober 2023.

Lebih dari 31.000 warga Palestina telah terbunuh dan lebih dari 73.000 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Israel juga memberlakukan blokade yang melumpuhkan Jalur Gaza.

Pemblokadean ini menyebabkan warga sipil kelaparan.

Hingga saat ini, agresi Israel juga telah menyebabkan 85 persen penduduk mengungsi.

Sementara 60 persen infrastruktur di Gaza telah rusak dan hancur.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel Lain Terkait Afrika Selatan dan Konflik Palestina vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas