Pemimpin Hizbullah: Tentara Israel Sudah Lelah Kehabisan Tenaga, Banyak yang Tewas Tapi Dirahasiakan
Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah mengatakan bahwa Hizbullah tetap perangi Israel. Dikatakannya pasukan Israel juga telah kalah dan lelah.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Pemimpin Hizbullah di Libanon, Sayyed Hassan Nasrallah mengatakan pasukan bersenjatanya akan terus berperang melawan Israel di wilayah pendudukan Negara Yahudi itu.
Itu diungkap Nasrallah dalam pidatonya di bulan Ramadhan 1445 Hijriah di televisi, Rabu (13/3/2024).
Pembicaraan Nasrallah sebagian besar terfokus pada perang di Gaza, Lebanon, dan gerakan Perlawanan dalam menghadapi genosida Israel.
Nasrallah sangat yakin akan kekalahan Israel yang akan segera terjadi, dengan alasan bahwa invasi Israel ke Rafah tidak akan mengubah hasil perang.
Bahkan dirinya juga mengatakan bahwa tentara Israel telah kalah dan lemah di medan perang selama perangnya dengan Hamas, Hizbullah dan pejuang Palestina lainnya.
“Tentara Israel setelah 5 bulan kekurangan jumlah dan ingin merekrut 14.500 perwira dan tentara bahkan ingin merekrut Haredim,” ujar Nasrallah, mengutip Palestine Chronicle.
Diketahui Haredim adalah bagian dari aliran Yahudi namun yang tidak mendukung keberadaan negara zionisme.
Yahudi Haredi adalah kelompok atau aliran yang masuk dalam ultra ortodoks atau yang paling konservatif dalam agama Yahudi.
Mereka dianggap sebagai kelompok Yahudi paling religius dan kolot, meskipun mendapat banyak tentangan dari aliran Yahudi lain.
“Tentara Israel saat ini sudah lelah dan kehabisan tenaga di semua lini, dan jumlah korban jiwa sangat tinggi, jauh lebih tinggi dari yang diumumkan,” lanjut Nasrallah.
Nasrallah juga menyebut bahwa Israel merahasiakan kerugian bahkan tentara yang tewas di Gaza.
“Di Front Utara, terdapat kerahasiaan besar mengenai kerugian tentara, kendaraan militer, dan sebagainya.”
Baca juga: Afrika Selatan Siap Tangkap Warganya yang Gabung Tentara Israel di Jalur Gaza
Di sisi lain Nasrallah juga mengatakan soal peran Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden selama agresi militer Israel ke Gaza.
Nasrallah menyebut sebenarnya hanya dengan satu goresan pena, Joe Biden dapat menghentikan agresi di Gaza dan Lebanon.