Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

PM Israel Berencana Bubarkan Kabinet Perang: Anggota Berselisih, Knesset Loloskan Anggaran Perang

PM Israel Benjamin Netanyahu pertimbangkan untuk membubarkan kabinet perang. Para anggotanya berselisih, anggaran perang yang diloloskan picu konflik

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in PM Israel Berencana Bubarkan Kabinet Perang: Anggota Berselisih, Knesset Loloskan Anggaran Perang
Ohad Zwigenberg / POOL / AFP
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet di pangkalan militer Kirya, yang menampung Kementerian Pertahanan Israel, di Tel Aviv pada 24 Desember 2023. 

TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sedang mempertimbangkan kemungkinan untuk menghapus kabinet perang, menurut media Israel yang dikutip AlMayadeen.

Kabinet perang Israel didirikan setelah serangan 7 Oktober, beranggotakan 5 orang yaitu Netanyahu, Menteri Keamanan Yoav Gallant, pemimpin "Persatuan Nasional" Benny Gantz dan Gadi Eisenkot, serta Menteri Urusan Strategis Ron Dermer.

Kabinet perang bertugas mendiskusikan serta mengambil keputusan mengenai situasi saat ini di Gaza.

Meskipun Benny Gantz dan Gadi Eizenkot berada di pihak oposisi dalam pemerintahan, keduanya memilih untuk mengesampingkan perbedaan mereka dengan Netanyahu.

Kedua pemimpin "Persatuan Nasional" itu bertekad mendukung Netanyahu soal perang di Jalur Gaza.

Namun, kabinet perang agaknya mulai retak, terutama saat Benny Gantz pergi ke Amerika Serikat dan negara-negara barat lainnya tanpa persetujuan Netanyahu.

Benny Gantz (kiri) dan PM Israel Benjamin Netanyahu
Benny Gantz (kiri) dan PM Israel Benjamin Netanyahu (Instagram @gantzbe/@b.netanyahu)

Tuntutan Gideon Sa'ar mengancam kelangsungan kabinet perang

Di sisi lain, pada hari Selasa (12/3/2024), pemimpin partai Harapan Baru, Gideon Sa'ar, mengakhiri kemitraannya dengan gerakan "Persatuan Nasional" pimpinan Gantz dan Eizenkot, atau yang dikenal sebagai "Kamp Negara" di kalangan Israel.

Berita Rekomendasi

Sa'ar adalah bagian utama dari gerakan oposisi.

Keputusannya untuk memisahkan diri terjadi setelah ia menuntut untuk dimasukkan dalam kabinet perang.

Tuntutan Sa'ar mendorong Menteri Kepolisian sayap kanan Itamar Ben-Gvir untuk mengajukan tuntutan serupa, dengan harapan dapat mengubah konsep kabinet perang dan memimpin ketegasan dalam proses pengambilan keputusan.

Tetapi pada hari Rabu, Benny Gantz mengumumkan penolakannya terhadap permintaan Sa'ar gabung ke dalam kabinet perang.

Baca juga: Perpecahan di Dalam Kabinet Perang Israel, PM Benjamin Netanyahu dan Menteri Benny Gantz Tak Sejalan

Ia menyebut tuntutan itu tidak objektif dan tidak terkait dengan kepentingan "Israel".

Kubu sayap kanan Israel telah mengalami konflik besar dengan “Kamp Negara” dan partai oposisi lainnya.

Hal itu mendorong Netanyahu berada dalam situasi yang sulit, karena ia harus menyeimbangkan antara menjaga kelangsungan kabinet perang dan pemerintahan koalisi yang lebih besar.

Knesset meloloskan anggaran perang yang paling kontroversial

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas