Politisi Terkemuka Yahudi di AS Sebut Netanyahu Penghalang Perdamaian, Segera Gelar Pemilu di Israel
Seorang Politisi terkemuka Yahudi di Amerika Serikat, Chuck Schumer mengeritik Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan menyerukan pemilu Israel
Penulis: Muhammad Barir
Politisi Terkemuka Yahudi di AS Sebut Netanyahu Penghalang Perdamaian, Serukan Pemilu di Israel
TRIBUNNEWS.COM- Seorang Politisi terkemuka Yahudi di Amerika Serikat, Chuck Schumer mengeritik Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan menyerukan segera digelar Pemilu di Israel.
Chuck Schumer, Politisi terkemuka Yahudi di AS menyerukan pemilu Israel dan mengeluarkan peringatan kepada Benjamin Netanyahu.
Pemimpin mayoritas Senat AS telah lama memposisikan dirinya sebagai pendukung Israel. Namun dalam pidatonya yang penting, ia mengkritik pemimpin Israel karena terlalu mau menoleransi korban sipil di Gaza.
Politisi Yahudi paling senior di AS menyebut Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu sebagai penghalang perdamaian dan mendesaknya untuk mengadakan pemilihan umum.
Pemimpin mayoritas Senat Chuck Schumer, yang telah lama menjadi pendukung Israel, mengatakan di Senat bahwa pemerintahan Netanyahu tidak lagi sesuai dengan kebutuhan negaranya.
Dan bahwa rakyatnya saat ini sedang dikekang oleh visi pemerintahan yang tidak sesuai dengan keinginan Israel, yang terjebak di masa lalu.
Petinggi Partai Demokrat itu mengatakan dalam pidatonya selama 45 menit: "Sebagai negara demokrasi, Israel mempunyai hak untuk memilih pemimpinnya sendiri, dan kita harus membiarkan apa pun yang terjadi. Namun yang penting adalah bahwa Israel diberi pilihan."
Schumer, yang merupakan pemimpin mayoritas Yahudi pertama di Senat, menyerukan perdebatan baru mengenai masa depan Israel setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, dan berkata: “Menurut pendapat saya, hal ini paling baik dicapai dengan mengadakan pemilu."
Pemilihan parlemen Israel berikutnya diperkirakan akan berlangsung pada tahun 2026 tetapi bisa lebih cepat.
Senator tersebut sebelumnya memposisikan dirinya sebagai sekutu pemerintah Israel, namun pidatonya yang tegas membuatnya menuduh Netanyahu menempatkan dirinya dalam koalisi dengan ekstremis sayap kanan.
"Sebagai akibatnya, dia terlalu rela untuk menoleransi jumlah korban sipil di Gaza, yang mendorong dukungan bagi Israel di seluruh dunia ke titik terendah dalam sejarah," kata Schumer.
Peringatan langsung yang tidak biasa dari sang senator juga membuatnya tampak menyerukan dukungan AS terhadap Israel dengan syarat tertentu.
“Jika para ekstremis terus mempengaruhi kebijakan Israel secara berlebihan, maka pemerintah harus menggunakan alat yang dimilikinya untuk memastikan dukungan kami terhadap Israel selaras dengan tujuan kami yang lebih luas yaitu perdamaian dan stabilitas,” tambah Schumer.