AS Potensi Blokir TikTok, Disebut-sebut Buntut Konten Pro-Palestina Ramai di Sosmed Asal China Itu
Aplikasi asal China TikTok berpotensi akan diblokir di Amerika Serikat (AS), disinyalir buntut ramainya konten Pro-Palestina di TikTok.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Whiesa Daniswara
![AS Potensi Blokir TikTok, Disebut-sebut Buntut Konten Pro-Palestina Ramai di Sosmed Asal China Itu](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-tiktok-___-ok.jpg)
TRIBUNNEWS.COM - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) pada Rabu (13/3/2024) mengesahkan rancangan undang-undang (RUU) yang disebut-sebut dapat melarang penggunaan aplikasi TikTok di AS.
Diketahui ketegangan geopolitik antara AS dan China merembet ke sektor teknologi, bahkan secara beberapa tahun terakhir, kedua negara berulang kali saling blokir teknologi.
Di China, layanan seperti Google, Facebook, dkk tak bisa beroperasi karena ada pelarangan dari pemerintahan Xi Jinping.
Sementara itu Pemerintahan Joe Biden memasukkan beberapa raksasa China ke dalam daftar hitam, termasuk TikTok.
Dalam RUU tersebut melarang platform media sosial TikTok beroperasi di AS atau memaksa perusahaan paten Bytedance untuk menjualnya kepada pemilik non-Tiongkok.
Dalam artian, TikTok harus 'bersih' dari China, mengutip Palestine Chronicle.
Menurut laporan yang diterbitkan oleh Wall Street Journal (WSJ), salah satu alasan di balik urgensi baru untuk meloloskan RUU tersebut mungkin disebabkan oleh kekhawatiran Washington tentang cara pengguna TikTok berinteraksi dengan konten terkait genosida Israel di Gaza.
Berbicara kepada WSJ, Jacob Helbert, anggota Komisi Tinjauan Ekonomi dan Keamanan AS-Tiongkok, mengatakan bahwa Kongres AS baru-baru ini mendapatkan kembali minat untuk mengesahkan undang-undang tersebut, seiring dengan makin memanasnya perang Israel vs Hamas Palestina.
“Ketika anggota parlemen mengumumkan rencana mereka minggu lalu, dukungan luas terhadap RUU tersebut mengejutkan TikTok,” lapor WSJ.
Helbert menjelaskan, perang Israel di Gaza merupakan titik balik dari perubahan sikap yang cepat tersebut.
“Perkembangannya lambat hingga 7 Oktober. Serangan Hamas di Israel pada hari itu dan konflik berikutnya di Gaza menjadi titik balik dalam upaya melawan TikTok,” kata Helberg seperti dikutip WSJ.
Baca juga: Politikus AS: Netanyahu Harus Disingkirkan Demi Tercipta Perdamaian di Israel, Gaza, dan Tepi Barat
Muncul kekhawatiran lantaran banyaknya konten video antisemit yang diposting ke aplikasi tersebut.
Diketahui antisemit adalah bentuk prasangka atau kebencian terhadap orang Yahudi. Tindakan anti-semitisme paling parah terjadi pada 1933 sampai 1945 oleh pemerintah Jerman Nazi dengan sekutunya.
WSJ juga melaporkan bahwa Anthony Goldbloom, seorang ilmuwan data dan eksekutif teknologi yang berbasis di San Francisco, mulai menganalisis data yang dipublikasikan TikTok di dasbornya yang menunjukkan berapa kali pengguna menonton video dengan tagar tertentu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.