Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Hidup atau Mati, Semua Tentara Rusia Miliki Hak untuk Mencoblos dalam Pilpres 2024

Menurut laporan intelijen Ukraina, tentara Rusia dapat memberikan suara pada pemilu saat ini tanpa menunjukkan wajah mereka di TPS.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
zoom-in Hidup atau Mati, Semua Tentara Rusia Miliki Hak untuk Mencoblos dalam Pilpres 2024
Alexander Reka / TASS
Seorang prajurit Rusia berdiri di dekat kotak suara di kota Sievierodonetsk, Ukraina. 

“Jelas bahwa dengan cara ini komisi pemilu Rusia akan mencoba meningkatkan jumlah pemilih Putin dengan menarik 'jiwa-jiwa mati' ke dalam pemilihan suara," tulis HUR dalam siaran persnya.

"Rencananya akan ditambah juga suara dari mereka yang baru saja meninggal, hilang, atau ditangkap."

HUR juga mengatakan angka resmi korban di Rusia bisa berarti lebih banyak suara untuk Putin.

“Kremlin sedang melakukan serangkaian tindakan untuk menyelenggarakan apa yang disebut 'pemilihan Presiden Federasi Rusia' secara fiktif,” lanjut HUR.

"Meskipun jelas bagi semua orang bahwa baik fakta dari pemilu ini maupun hasilnya adalah sarana untuk melegitimasi kekuasaan Putin di Rusia maupun di luar negeri."

Kandidat Lain Maju Hanya sebagai "Formalitas"

Capres Rusia dalam Pilpres 2024, dari kiri ke kanan, atas ke bawah: Vladimir Putin, Vladislav Davankov, Leonid Slutsky, Nikolai Kharitonov
Capres Rusia dalam Pilpres 2024, dari kiri ke kanan, atas ke bawah: Vladimir Putin, Vladislav Davankov, Leonid Slutsky, Nikolai Kharitonov (Moskva News Agency)

Pemilihan presiden Rusia akan berlangsung pada tanggal 15 hingga 17 Maret, dan yang bersaing untuk mendapatkan posisi tersebut, tanpa rencana untuk mundur, adalah Presiden Vladimir Putin.

Tetapi selain Putin, sebenarnya ada tiga sosok capres lainnya.

Berita Rekomendasi

Mengutip Times Now, Putin, 71 tahun, berupaya memperpanjang masa jabatannya sebagai presiden dan berpotensi tetap menjabat selama 12 tahun lagi.

Hal ini disebabkan oleh perubahan konstitusi baru-baru ini, yang memungkinkan dia mencalonkan diri untuk dua periode lagi.

Meskipun persaingan tampaknya berlangsung kompetitif, partai-partai yang berseberangan tidak mempunyai saingan terkemuka yang secara terbuka kritis terhadap kebijakan Putin.

Boris Nadezhdin absen dalam pemilu tahun ini.

Baca juga: Benedict Cumberbatch Bacakan Surat Alexei Navalny: Kemenangan Tak Terelakkan, Jangan Menyerah

Politisi liberal ini sebenarnya mendapat banyak dukungan, namun ia didiskualifikasi dari pencalonannya oleh petugas pemilu.

Dalam kampanyenya sebelum didiskualifikasi, Nadezhdin berencana mengakhiri perang yang sedang berlangsung di Ukraina.

Soaok lain yang absen dalam pemilu adalah tokoh oposisi Alexei Navalny.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas