Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Menhan Israel Akui Tel Aviv Tak Bisa Gulingkan Hamas Pakai Cara-Cara Militer

Agresi dan bombardemen tanpa pandang bulu selama lima bulan lebih di Gaza membuktikan kalau Israel gagal mencapai satu pun target perang mereka.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Menhan Israel Akui Tel Aviv Tak Bisa Gulingkan Hamas Pakai Cara-Cara Militer
AFP/AFP
Orang-orang mencari korban di reruntuhan rumah keluarga Baraka di Deir al-Balah di Jalur Gaza tengah setelah terkena serangan udara Israel pada 18 Februari 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok pejuang rakyat Palestina Hamas, dari sejumlah sumber Israel menargetkan Kota Rafah untuk menjadi sasaran berikutnya. (AFP/str) 

Menhan Israel Akui Tel Aviv Tak Bisa Gulingkan Hamas Jika Tak Temukan Cara Lain Selain Aksi Militer

TRIBUNNEWS.COM - Menteri Keamanan Kabinet Perang Pendudukan Israel, Yoav Galant mengatakan pada Jumat (15/3/2024) bahwa Tel Aviv tidak akan mampu "menggulingkan Hamas jika mereka tidak berhasil menciptakan alternatif di Gaza," menurut Hebrew Channel 13.

Dalam pengakuannya tersebut, Gallant menekankan kalau Israel harus menemukan cara lain selain cara-cara militer dalam menundukkan Hamas.

Agresi dan bombardemen tanpa pandang bulu selama lima bulan lebih di Gaza membuktikan kalau Israel gagal mencapai satu pun target perang mereka.

Baca juga: Pejabat Senior Israel: Tentara IDF Kekurangan Amunisi dan Persenjataan, Israel Mungkin Kalah Perang

Baca juga: Rincian Proposal Terbaru Gencatan Senjata Hamas, Kantor PM Israel: Tidak Masuk Akal

Pengakuan Gallant itu terlontar dalam pertemuan pemerintah Israel yang membahas proposal terbaru Hamas terkait gencatan senjata.

 Sumber mengungkapkan kalau Hamas mensyaratkan penarikan pasukan pendudukan dari Jalan Al-Rashid dan poros Salah al-Din pada tahap pertama untuk kembalinya para pengungsi, dalam kerangka negosiasi untuk mencapai gencatan senjata dan agresi terhadap Jalur Gaza.

Hamas juga mengajukan proposal sebagai imbalan pembebasan 50 tahanan Palestina untuk setiap tentara wanita IDF yang mereka tahan hidup-hidup, termasuk 30 orang yang dijatuhi hukuman seumur hidup.

Berita Rekomendasi

Adapun kantor Perdana Menteri pendudukan menilai tuntutan Gerakan Perlawanan Islam Hamas tidak masuk akal.

Rincian Proposal Terbaru Hamas

Diketahui, pada Jumat (15/3/2024), gerakan pembebasan Palestina di Gaza, Hamas menyampaikan proposal terbaru gencatan senjata dalam 3 tahap.

Dalam proposal itu, masing-masing tahap gencatan berlangsung selama 42 hari.

Proposal terbaru gencatan senjata dari Hamas ini menetapkan kalau pasukan pendudukan Israel mundur pada tahap pertama dari Jalan Al-Rashid dan Salah al-Din untuk pemulangan para pengungsi dan lewatnya bantuan kemanusiaan untuk warga sipil.

Baca juga: Negosiasi Buntu, Media Israel: Netanyahu Mau Tempatkan Tentara IDF di Gaza Selama 10 Tahun ke Depan

Khaberni melaporkan, Hamas menegaskan, sebagai imbalan atas pembebasan setiap tentara perempuan IDF yang masih hidup, adalah pembebasan 50 tahanan Palestina, 30 di antaranya merupakan mereka yang menjalani hukuman seumur hidup.

Hamas menekankan, dengan dimulainya tahap kedua, gencatan senjata permanen akan diumumkan sebelum pertukaran tawanan tentara mereka.

"Usulan Hamas ini juga mencakup dimulainya proses rekonstruksi komprehensif Jalur Gaza dan mengakhiri pengepungan dengan dimulainya tahap ketiga," tulis laporan Khaberni.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet mingguan di Kementerian Pertahanan di Tel Aviv pada 7 Januari 2024.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet mingguan di Kementerian Pertahanan di Tel Aviv pada 7 Januari 2024. (RONEN ZVULUN / POOL / AFP)

Kantor Netanyahu: Tidak Masuk Akal

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas