Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

WHO Desak Israel Batalkan Rencana Serang Rafah, Sebut Evakuasi Warga Bukanlah Solusi

Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus pada hari Sabtu meminta Israel untuk menghentikan rencana serangan terhadap Rafah.

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Wahyu Gilang Putranto
zoom-in WHO Desak Israel Batalkan Rencana Serang Rafah, Sebut Evakuasi Warga Bukanlah Solusi
AFP/Fabrice COFFRINI
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus menghadiri konferensi pers tentang COVID-19 di kantor pusat WHO di Jenewa, Rabu (11/3/2020). Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengumumkan, wabah virus corona dikategorikan sebagai pandemi. 

“Banyak orang yang terlalu rapuh, lapar dan sakit untuk dipindahkan lagi. Bencana kemanusiaan ini tidak boleh dibiarkan bertambah buruk," tegasnya.

Sebelumnya, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu pada hari Jumat menyetujui rencana pasukan Israel untuk menyerang Rafah.

Namun Netanyahu mengatakan ia tetap menunggu kesepakatan gencatan senjata, dikutip dari Reuters.

Ia juga telah mengirim delegasinya ke Qatar untuk melakukan pembicaraan mengenai kemungkinan kesepakatan terkait sandera dengan Hamas.

Sebaliknya, rencana Netanyahu untuk melancarkan serangan di Rafah menimbulkan banyak kecaman.

Sekutu global dan kritikus mendesak Netanyahu untuk menunda serangan terhadap Rafah, karena khawatir akan jatuhnya korban sipil dalam jumlah besar.

Meskipun dapat kecaman dari berbagai pihak, Netanyahu beralasan dengan mengklaim bahwa wilayah di Gaza selatan adalah salah satu benteng terakhir Hamas yang telah berjanji untuk dihilangkan.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya, Hamas telah menyampaikan rencana gencatan senjata baru untuk mengakhiri perang Israel di Gaza.

Dalam rencana tersebut mencakup pembebasan sandera Israel dengan imbalan kebebasan bagi tahanan Palestina, 100 di antaranya menjalani hukuman seumur hidup.

Mengutip dari Al Jazeera, gencatan senjata ini akan dilakukan dalam tiga tahap.

Nantinya, masing-masing tahap akan berlangsung selama 42 hari.

Pembebasan pertama, Hamas mengatakan pasukan Israel harus mundur dari jalan al-Rashid dan Salah al-Din untuk memungkinkan kembalinya warga Palestina yang kehilangan tempat tinggal dan mengalirnya bantuan.

Pada waktu yang bersamaan, pembebasan sandera untuk perempuan, anak-anak, orang tua dan sandera yang sakit sebagai imbalan atas pembebasan 700-1.000 warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.

Kemudian pada tahap kedua, gencatan senjata permanen harus diumumkan sebelum pertukaran tentara yang ditangkap dapat dimulai.

Halaman
123
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas