35 Ton Senjata Diterima Israel Sejak 7 Oktober, Pejabat Netanyahu: Bantuan AS Mulai Melambat
Israel menerima 35 ton senjata sejak 7 Oktober 2023. Namun, Pejabat Netanyahu sebut bantuan AS mulai melambat.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Surat kabar Israel, Israel Today, mengungkapkan jumlah bantuan militer yang diterima Israel sejak 7 Oktober 2023.
Setidaknya ada lebih dari 35.000 ton senjata dan amunisi yang sebagian besar berasal dari Amerika Serikat (AS) yang diterima Israel.
Senjata dan amunisi itu diangkut menggunakan lebih dari 300 pesawat dan sekitar 50 kapal.
"Sebagian kecil pengiriman datang dari beberapa negara, namun pemasok utamanya adalah Amerika Serikat," lapor Israel Today, Senin (18/3/2024).
"Pengiriman senjata dan dukungan AS yang jelas memungkinkan tentara Israel berperang di Gaza selama lima bulan terakhir, sambil mempertahankan kesiapannya untuk berperang di utara melawan Hizbullah di Lebanon," tambahnya.
Pejabat Israel Khawatir soal Perselisihan Netanyahu dan Joe Biden
Para pejabat senior keamanan Israel dikabarkan prihatin dengan kemungkinan AS memperlambat pengiriman senjata ke Israel, mengingat meningkatnya ketegangan antara Israel dan AS mengenai Jalur Gaza.
“Sejak awal perang, tidak ada perlambatan dalam pengiriman senjata, tetapi beberapa hari terakhir kita menyaksikan meningkatnya kekhawatiran tentang pasokan senjata di tengah perselisihan sengit antara pejabat senior di pemerintahan Presiden AS Joe Biden dan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu,” kata beberapa pejabat keamanan Israel yang dirahasikan identitasnya kepada Israel Today.
Mereka mengatakan AS mungkin berpura-pura menjalankan urusannya seperti biasa, namun kenyataannya AS memperlambat pengiriman senjata dengan menciptakan banyak hambatan birokrasi tanpa secara eksplisit mengatakan bahwa AS menunda pengiriman.
Kekhawatir lembaga keamanan Israel meningkat dalam beberapa hari terakhir mengenai pengiriman senjata dan amunisi, di tengah perubahan kebijakan Gedung Putih, yang mencoba membedakan antara dukungannya terhadap Israel dan pemerintahan Netanyahu.
Israel Today mengatakan perselisihan antara kedua pihak berkisar pada beberapa masalah.
Baca juga: Mesir Peringatkan Israel akan Bencana Kemanusiaan Jika Israel Serang Rafah, Serukan Gencatan Senjata
Namun menurut sumber informasi, alasan utama meningkatnya retorika adalah kurangnya kepercayaan antara pemerintahan Joe Biden dan pemerintahan Netanyahu, yang hingga saat ini belum mencapai titik temu.
"Ketergantungan Israel pada AS tidak terbatas pada pengiriman senjata saja, karena Israel juga bergantung pada dukungannya di PBB dengan menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB terhadap setiap langkah untuk menghentikan perang secara permanen," kata pejabat itu, dikutip dari Al Mayadeen.
Diketahui, AS ada donatur terbesar Israel yang mengirimkan pasokan senjata dan amunisi ke Israel untuk mendukung agresinya di Jalur Gaza, yang diklaim untuk menargetkan Hamas.
Hamas Palestina vs Israel
Jumlah kematian warga Palestina di Jalur Gaza mencapai 31.645 jiwa dan 73.676 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (18/3/2024), 1.147 kematian di wilayah Israel, dan 375 kematian warga Palestina di Tepi Barat hingga Selasa (30/1/2024), dikutip dari Xinhua News.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023).
Israel memperkirakan, masih ada kurang lebih 136 sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
Sementara itu, ada lebih dari 8.000 warga Palestina yang berada di penjara-penjara Israel, menurut laporan The Guardian pada Desember 2023 lalu.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel