Haiti Mencekam, Pertokoan Dirampok Belasan Mayat Tergeletak di Jalanan Kota
Setidaknya ada 12 mayat ditemukan tergeletak di pinggiran ibu kota Haiti, Port-au-Prince usai geng kriminal itu melakukan kerusuhan.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Seno Tri Sulistiyono
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, BOGOTA – Konflik panas antara pemimpin geng kriminal Barbeque Jimmy Cherizier dengan pasukan keamanan negara yang tak kunjung mereda, membuat kondisi ibu kota Haiti semakin mencekam.
Setidaknya ada 12 mayat ditemukan tergeletak di pinggiran ibu kota Haiti, Port-au-Prince usai geng kriminal itu melakukan kerusuhan untuk menuntut pembentukan pemerintahan baru.
Melansir dari Al Jazeera, konflik ini mencuat usai pimpinan geng tersebut mendesak Perdana Menteri Haiti Ariel Henry untuk mundur dari jabatannya. Cherizier bahkan mengeluarkan peringatan akan melakukan perang saudara apabila PM Henry tidak segera mundur.
Tak tanggung–tanggung untuk melumpuhkan operasional kota, bos gangster terbesar di Haiti itu semakin beringas melakukan serangan termasuk kepada warga sipil.
Baca juga: Gangster di Haiti Semakin Berulah, Kontainer Bantuan PBB di Pelabuhan Ibu Kota Dijarah
Seorang saksi menuturkan bahwa anggota geng secara tiba-tiba menyerang bank, pom bensin, dan rumah-rumah di daerah tersebut. Tak berselang lama dari itu mulai muncul suara tembakan di Petion-Ville pada Senin sore (18/3/2024).
"Mereka datang mengenakan balaclava di mobil, sepeda motor, dengan ambulans sendiri, lalu mereka membantai penduduk Petion-Ville," kata warga setempat Vincent Jean Robert.
Tak diketahui secara pasti apakah bandit geng kriminal Barbeque Jimmy Cherizier atau polisi yang berada di balik semua ini. Namun pasca insiden tersebut terjadi mayat-mayat itu langsung dipindahkan dengan ambulans.
Selain melakukan kerusuhan, geng kriminal juga turut melakukan penjarahan ke sejumlah rumah dan toko di daerah makmur.
Akhir pekan ini, badan anak-anak PBB, UNICEF, mengatakan salah satu kontainernya yang berisi barang-barang penting untuk ibu, bayi baru lahir, dan perawatan anak dicuri dari pelabuhan utama Haiti.
Tak sampai disitu bos gangster terbesar di Haiti itu juga turut melumpuhkan semua kegiatan operasional bandara utama di Port-au-Prince dan bandara International Toussaint Louverture. Serta menangguhkan Caribbean Port Services, satu-satunya operator pelabuhan di Ibu Kota Haiti.
Status Darurat di Haiti Diperpanjang
Untuk mencegah bertambahnya jumlah korban akibat konflik ini, Pemerintah Haiti mengumumkan untuk memperpanjang status darurat hingga awal April mendatang.
Pemerintah juga akan memberlakukan pembatasan jam mulai pukul 6 sore sampai 5 pagi, berlaku sampai 11 Maret.
Kebijakan tersebut diterapkan dengan tujuan untuk memulihkan ketertiban sekaligus membantu pemerintah kembali mengendalikan situasi mencekam di kota itu.
“Keadaan darurat keamanan diumumkan di seluruh Departemen Ouest sampai satu bulan ke depan yang dimulai pada Kamis, 7 Maret sampai Rabu, 3 April 2024,” ujar pengumuman yang dirilis di jurnal resmi Le Moniteur, Kamis (7/3/2024).