Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Lembaga Analis AS: Putin Sudah Bersiap, Perang Besar-besaran Rusia-NATO Bakal Pecah Lebih Cepat

Rusia sedang mempersiapkan perang habis-habisan dengan NATO yang akan terjadi lebih cepat dari perkiraan semula kata ulasan lembaga thin-tank AS, ISW.

Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
zoom-in Lembaga Analis AS: Putin Sudah Bersiap, Perang Besar-besaran Rusia-NATO Bakal Pecah Lebih Cepat
CREDIT: US Military/Staff Sgt Agustín Montañez
Pasukan NATO. Rusia dilaporkan sudah bersiap melancarkan perang besar-besaran terhadap aliansi keamanan Atlantik Utara tersebut. 

Lembaga Analis AS: Putin Sudah Bersiap, Perang Besar-Besaran Rusia-NATO Bakal Pecah Lebih Cepat

TRIBUNNEWS.COM - Institute for the Study of War, Institut Studi Perang (ISW), lembaga think-tank Amerika Serikat (AS) menyatakan kalau Fokus pemimpin Rusia Vladimir Putin dalam menghidupkan kembali perekonomian Rusia bukan hanya tentang pendanaan perang terhadap Ukraina.

Dalam lansiran ulasan terbarunya terkait situais geopolitik perang Rusia-Ukraian, Rabu (20/3/2024) ISW menyebut Moskow sedang meningkatkan persiapannya untuk perang "berskala besar" dengan NATO.

Baca juga: Jadi Target Sah Serangan Rusia, Kepala Staf Angkatan Darat Perancis: Kami Siap Perang

“Beberapa indikator keuangan, ekonomi, dan militer Rusia menunjukkan kalau Moskow sedang bersiap menghadapi konflik konvensional berskala besar dengan NATO, tidak dalam waktu dekat tetapi kemungkinan dalam jangka waktu yang lebih pendek dibandingkan apa yang awalnya dikemukakan oleh beberapa analis Barat,” tulis ISW pada Rabu.

Vladimir Putin sukses memenangi hasil penghitungan suara sementara Pemilu Rusia dengan perolehan suara mutlak 87,8 persen.
Vladimir Putin sukses memenangi hasil penghitungan suara sementara Pemilu Rusia dengan perolehan suara mutlak 87,8 persen. (Al Mayadeen)

Baca juga: Ini Dia Calon Lawan Sepadan Rusia: Bakal Jadi Negara dengan Kekuatan Militer Paling Dahsyat di Eropa

Fokus Putin dalam Masa Jabatan Kelima

Lembaga think tank tersebut mengutip pertemuan Putin yang diadakan dengan Duma (Majelis Rendah Rusia) pada Selasa.

Pertemuan itu terjadi hanya beberapa hari setelah pemimpin Rusia itu mengklaim kemenangan telak dalam pemilihan presiden kelima pada Minggu.

Dalam pertemuan tersebut, Putin membahas bidang-bidang yang ingin ia fokuskan dalam masa jabatan presidennya yang kelima.

Berita Rekomendasi

Hal yang paling penting, kata Putin kepada anggota parlemen, adalah tentang “menyelamatkan orang” dan “membantu keluarga.”

“Tentu saja semua ini bisa dilakukan hanya atas dasar pembangunan ekonomi,” kata Putin pada Selasa.

“Ini adalah isu utama bagi pembangunan negara kita, dimana semua isu kedaulatan teknologi dan pembangunan sosial lainnya harus diselesaikan.”

Putin juga mengkritik elite kaya di negaranya, dan mendesak anggota parlemen untuk tidak dipandu oleh “kepentingan perusahaan atau bahkan partai.”

Putin Siap Korbankan Kepentingan Pendukungnya yang Kaya

Menurut ISW, pernyataan Putin menunjukkan kalau sang presiden bersedia mempertaruhkan hubungannya dengan “siloviki”, mantan pejabat keamanan kaya yang menjadi bagian dari basis politiknya.

ISW mengatakan ini mungkin merupakan sinyal Putin kepada elite Rusia bahwa mereka harus merasakan “kepedihan” terhadap stabilitas keuangan Rusia.

“Upaya Putin untuk menetapkan kondisi guna menstabilkan perekonomian dan keuangan Rusia kemungkinan besar merupakan bagian dari persiapan keuangan dan domestik Rusia terhadap potensi konflik skala besar dengan NATO di masa depan dan bukan hanya perang berkepanjangan di Ukraina,” ISW menambahkan dalam laporannya pada tanggal 20 Maret.

Ini bukan pertama kalinya para analis mengatakan kalau perang antara Rusia dan NATO akan segera terjadi.

Badan intelijen luar negeri Estonia mengatakan dalam sebuah laporan bulan lalu bahwa Rusia sedang mempersiapkan “konfrontasi dengan Barat.”

“Rusia telah memilih jalan yang merupakan konfrontasi jangka panjang,” kata kepala badan tersebut Kaupo Rosin kepada wartawan saat peluncuran laporan tersebut, menurut Reuters.

“Kremlin mungkin mengantisipasi kemungkinan konflik dengan NATO dalam dekade mendatang.” Perwakilan Kementerian Pertahanan Rusia tidak segera menanggapi permintaan komentar dari Business Insider yang dikirim di luar jam kerja reguler.

(oln/BI/rtrs/*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas