Resolusi Terbaru AS untuk Gencatan Senjata di Gaza Dianggap Ambigu, Veto Washington Disorot
Amerika Serikat telah menyodorkan rancangan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata di Gaza.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Wahyu Gilang Putranto
Sementara itu, AS berencana untuk mengajukan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza melalui pemungutan suara di Dewan Keamanan PBB.
Resolusi gencatan senjata ini diyakini akan memberikan tekanan yang meningkat kepada Israel.
Perundingan di Qatar berpusat pada gencatan senjata sekitar enam minggu yang akan memungkinkan pembebasan 40 sandera Israel sebagai imbalan atas ratusan warga Palestina yang ditahan di penjara-penjara Israel.
Dikutip dari Reuters, tak hanya itu, gencatan senjata ini juga membuka jalan bagi lebih banyak bantuan untuk memasuki daerah kantong, di mana kelaparan terjadi karena kekurangan pangan yang ekstrem.
Baca juga: Menlu Inggris Sebut Banyak Syarat Harus Dipenuhi untuk Gencatan Senjata Permanen di Gaza
"Negosiator terus bekerja. Kesenjangan semakin menyempit, dan kami terus mendorong tercapainya kesepakatan di Doha."
"Masih ada pekerjaan sulit untuk mencapainya. Namun saya tetap yakin hal itu mungkin terjadi," kata Blinken.
Poin utama yang menjadi kendala adalah Hamas mengatakan mereka akan membebaskan sandera hanya sebagai bagian dari kesepakatan yang akan mengakhiri perang, sementara Israel mengatakan mereka hanya akan membahas jeda sementara.
Seorang pejabat Palestina yang mengetahui upaya mediasi tersebut, yang menolak disebutkan namanya, mengatakan kepada Reuters bahwa Hamas telah menunjukkan fleksibilitas.
"Israel terus mengulur waktu karena tidak mau berkomitmen untuk mengakhiri perang di Gaza," kata pejabat tersebut.
Baca juga: Haniyeh Sebut Israel Sengaja Serang RS Al-Shifa untuk Halangi Negosiasi Gencatan Senjata
Sebuah pernyataan dari kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan, kepala mata-mata Israel David Barnea akan melakukan perjalanan ke Qatar pada hari Jumat untuk bertemu dengan mediator.
Sementara itu, Israel mengatakan pihaknya memperkirakan akan melanjutkan serangan terhadap rumah sakit Al Shifa di Kota Gaza selama beberapa hari lagi.
Fasilitas tersebut, dimana warga melaporkan tank, tembakan dan api pada hari Kamis, adalah satu-satunya fasilitas medis yang berfungsi sebagian di bagian utara daerah kantong tersebut dan telah diserang selama empat hari.
Israel mengatakan kelompok bersenjata Hamas bertahan di kompleks medis, namun Hamas membantahnya.
Israel mengklaim telah membunuh 150 pejuang dan menangkap 358 militan di dalam dan sekitar rumah sakit dalam beberapa hari terakhir.
(Tribunnews.com/Whiesa)