Benarkah Teror di Rusia Didalangi ISIS? Ini Fakta-faktanya: Pelaku Dibayar Untuk Membunuh
Sebanyak 11 orang telah ditahan oleh penegak hukum Rusia menyusul teror penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM -- Sebanyak 11 orang telah ditahan oleh penegak hukum Rusia menyusul teror penembakan di tempat konser Balai Kota Crocus di pinggiran kota Moskow pada Jumat (22/3/2024).
Teror tersebut mengakibatkan sebanyak 133 orang yang ada di dalam gedung tewas diberodong, sedangkan 150 orang mengalami luka-luka.
Dinas Keamanan Rusia (FSB) mengungkapkan bahwa dari 11 orang yang diringkus tersebut termasuk empat orang eksekutor yang membantai penonton konser dengan senapan serbu.
Baca juga: Umumkan Hari Berkabung Nasional Rusia, Putin: Pembantaian yang Disengaja, Seperti Nazi
Sebelumnya beberapa media Barat, antara lain CNN dan Reuters memberitakan bahwa ISIS mengaku bertanggung jawab atas teror tersebut.
Media-media tersebut juga diduga menerbitkan foto empat tersangka yang berpose dengan latar belakang bendera ISIS. Foto yang kemudian dibagikan beberapa media itu memperlihatkan empat pria mengenakan topi baseball dengan wajah tertutup.
Namun Russia Today memberitakan, Moskow belum mau mengomentari klaim ISIS tersebut.
Penegak hukum Rusia justru mengungkap fakta-fakta bahwa para pelaku memiliki kontak yang siap membantu mereka menyeberang ke Ukraina.
Meski demikian, nama-nama pelaku dan identitas lainnya masih belum diketahui.
FSB menjelaskan bahwa teror tersebut telah direncanakan dan dirancang dengan cermat untuk memaksimalkan korban jiwa. Investigasi atas insiden tersebut sedang dilakukan.
Baca juga: Rusia Ringkus 11 Orang Dalang Serangan Berdarah di Balai Kota Crocus Moskow
Inilah yang diketahui sejauh ini:
Penahanan
Sebanyak empat tersangka utama ditahan pada Sabtu dini hari di Wilayah Bryansk Rusia, yang berbatasan dengan Ukraina, kata pernyataan FSB. Mereka mengendarai mobil Renault Symbol/Clio berwarna putih yang mereka gunakan untuk melarikan diri dari tempat kejadian, menurut outlet media setempat.
Setelah jalanan terkepung, mereka para tersangka kabur meninggalkan mobilnya. Salah satu dari mereka ditahan di tempat kejadian sementara tiga lainnya berusaha bersembunyi di hutan, sehingga memicu perburuan besar-besaran.
Belakangan, beberapa video yang menunjukkan penahanan dan interogasi terhadap tersangka pelaku muncul secara online.
Dua dari video tersebut diterbitkan oleh pemimpin redaksi RT Margarita Simonyan, dan satu lagi dirilis oleh jurnalis Aleksandr Kots.
Setidaknya satu tersangka terluka saat terjadi perselisihan dengan petugas penegak hukum dan dirawat di rumah sakit, saluran Mash Telegram melaporkan.