Dewan Keamanan PBB Akhirnya Serukan Gencatan Senjata di Gaza, tapi Seberapa Besar Pengaruhnya?
PBB serukan gencatan senjata di Gaza, tapi akankah perang segera berhenti?
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Febri Prasetyo
![Dewan Keamanan PBB Akhirnya Serukan Gencatan Senjata di Gaza, tapi Seberapa Besar Pengaruhnya?](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/dewan-keamanan-pbb-keluarkan-resolusi-gencatan-senjata-di-gaza_20240326_115122.jpg)
Namun, Israel sangat marah atas keputusan AS yang abstain dalam pemungutan suara tersebut, yang pada dasarnya membiarkan pemungutan suara tersebut diloloskan.
Kantor Perdana Menteri Benjamin Netanyahu berargumentasi bahwa kata-kata tersebut menguntungkan Hamas.
Ia mengatakan bahwa hal tersebut memberikan Hamas harapan bahwa tekanan internasional akan memungkinkan mereka menerima gencatan senjata tanpa pembebasan sandera.
Masih harus dilihat apakah pemerintah Israel akan mematuhi resolusi tersebut dan jika ya, bagaimana caranya.
Menurut Marika Sosnowski, pakar gencatan senjata dari The University of Melbourne, resolusi tersebut mungkin hanya memberikan sedikit perbedaan praktis terhadap kehidupan jutaan warga Palestina yang terjebak di Gaza.
Sebab, pada dasaranya DK PBB tidak mempunyai banyak cara untuk menegakkan resolusi tersebut.
![Duta Besar AS untuk PBB Linda Thomas-Greenfield memberikan suara abstain dalam pemungutan suara mengenai resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera di Gaza dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB mengenai situasi di Timur Tengah, termasuk masalah Palestina, di markas besar PBB di New York pada 25 Maret 2024. - Setelah lebih dari lima bulan berperang, Dewan Keamanan PBB untuk pertama kalinya mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera. Amerika Serikat, sekutu Israel yang memveto rancangan undang-undang sebelumnya, abstain. (Photo by ANGELA WEISS / AFP)](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/dewan-keamanan-pbb-keluarkan-resolusi-gencatan-senjata-di-gaza_20240326_114047.jpg)
Israel juga telah mengabaikan perintah Mahkamah Internasional untuk mengambil langkah-langkah untuk memungkinkan penyediaan layanan dasar dan bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan warga Gaza.
Meskipun tindakan militer untuk memaksa Israel agar mematuhi resolusi tersebut tampaknya sangat kecil kemungkinannya, negara-negara dapat mengambil tindakan ekonomi dan diplomatik lainnya untuk mencoba memaksa Israel agar mematuhinya.
Negara-negara dapat menjatuhkan sanksi, menghentikan penjualan senjata atau penarikan misi dan dukungan diplomatik.
Selain itu, resolusi tersebut hanya menekankan agar aliran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza ditingkatkan.
Kata-kata ini memberi Israel celah untuk terus menolak akses konvoi bantuan yang terjebak di penyeberangan perbatasan Rafah dan Kerem Shalom berdasarkan alasan keamanan.
Baca juga: Israel Berharap AS Gunakan Hak Vetonya pada Resolusi PBB, AS Pilih Abstain, Begini Kata Netanyahu
Bahkan sebelum perang dimulai – terutama sejak serangan Hamas pada 7 Oktober – Israel sudah menghambat bantuan kemanusiaan yang masuk ke Gaza selama proses inspeksi dan distribusi.
Israel terus menerus menolak masuknya pasokan seperti obat bius, tabung oksigen, ventilator, kantong tidur, kurma, dan peralatan bersalin.
Namun, fakta bahwa AS abstain tidak diragukan lagi menandai perubahan dramatis dalam dukungan diplomatiknya terhadap sekutu utamanya di Timur Tengah itu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.