Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dibantu Polisi Israel, Puluhan Pemukim Israel Menyerbu Al-Aqsa, Ketegangan Meningkat di Yerusalem

Ketegangan di Yerusalem meningkat setelah puluhan pemukim yang melakukan kekerasan menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa pada hari kedua hari raya Purim.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in Dibantu Polisi Israel, Puluhan Pemukim Israel Menyerbu Al-Aqsa, Ketegangan Meningkat di Yerusalem
Al-Arabiya/AFP
Masjid Al Aqsa. Ketegangan di Yerusalem meningkat setelah puluhan pemukim menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa pada hari kedua hari raya Purim Yahudi pada 25 Maret. Para pemukim ekstremis berada di bawah perlindungan polisi Israel, menurut Departemen Wakaf Islam Yerusalem. 

Puluhan Pemukim Israel  Menyerbu Masjid Al-Aqsa, Ketegangan Meningkat di Yerusalem

TRIBUNNEWS.COM- Sejumlah penganut  Yahudi radikal menerobos masuk ke Masjid Al-Aqsa, mereka menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa di Al-Quds (Yerusalem) yang diduduki pada Minggu (24/3/2024) pagi di bawah perlindungan polisi Israel.

Departemen Wakaf Islam melaporkan, puluhan pemukim menyerbu Masjid Al-Aqsa melalui gerbang Bab el-Maghariba, di bawah penjagaan ketat polisi pendudukan Israel.

Para pemukim melakukan tur provokatif di halamannya dan melakukan ritual Talmud di bawah perlindungan polisi pendudukan.

Ketegangan di Yerusalem meningkat setelah puluhan pemukim yang  menyerbu halaman Masjid Al-Aqsa pada hari kedua hari raya Purim Yahudi pada 25 Maret.

Para pemukim ekstremis berada di bawah perlindungan polisi Israel, menurut Departemen Wakaf Islam Yerusalem.

Para pemukim mulai memasuki kompleks Masjid Al Aqsa tersebut pada Senin dini hari dari gerbang Mughrabi dan terus mendesak ke halaman timur dan utara.

Berita Rekomendasi

Polisi Israel menggeledah siapa saja yang memasuki masjid, termasuk jamaah Palestina yang akan datang untuk salat subuh dan mencegah banyak jamaah mengakses situs suci tersebut.

Otoritas Palestina (PA), serta beberapa organisasi global lainnya, telah menyuarakan kecaman atas tindakan para pemukim Israel yang datang ke Masjid Al-Aqsa.

Mereka menyatakan bahwa perilaku mereka dapat memperburuk peluang perjanjian perdamaian yang berkepanjangan.

Kekerasan yang dilakukan pemukim terhadap warga Palestina telah mencapai titik tertinggi sepanjang masa di bawah pemerintahan Benjamin Netanyahu dan terus meningkat sejak 7 Oktober.

Lebih dari 140 keluarga telah mengungsi di Tepi Barat sejak awal permusuhan Israel terhadap Gaza, yang berjumlah sekitar seribu orang.

Permukiman di Tepi Barat juga telah diperkuat dengan senjata berat dan dibentengi dengan pertahanan seperti bom dan senapan mesin.

Pernyataan Hamas mengenai alasan di balik operasi mereka pada bulan Oktober menanyakan apa yang dunia harapkan dari rakyat Palestina sebagai tanggapan terhadap kekerasan yang mereka alami selama beberapa dekade di tangan Israel.

Salah satu poin yang tertuang dalam pernyataan tersebut adalah rencana Yudaisasi Israel terhadap Masjid Al-Aqsa yang diberkahi, upaya pembagian ruang dan waktu, serta intensifikasi serangan pemukim Israel ke dalam masjid suci.

Kekerasan yang dilakukan pemukim ekstremis terhadap rakyat Palestina dan penyerbuan serta rencana penghancuran Al-Aqsa adalah beberapa faktor yang menyebabkan keputusan Brigade Qassam melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober.

Serangan kekerasan pemukim ke tempat suci Masjid Al Aqsa tersebut adalah salah satu faktor utama yang menyebabkan serangan pada tanggal 7 Oktober oleh kelompok perlawanan Palestina.

(Sumber: The Cradle)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas