Israel Tewaskan Sedikitnya 17 Orang di Gaza Selatan setelah PBB Keluarkan Resolusi Gencatan Senjata
PBB menyerukan gencatan senjata, tapi Israel masih saja melancarkan serangan udaranya ke Rafah.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Setidaknya 17 orang tewas dalam serangan udara Israel di kota Rafah, selatan Gaza, pada Selasa (26/3/2024) pagi.
Empat anak termasuk di antara mereka yang tewas dalam pemboman itu, kata sumber lokal kepada kantor berita resmi Wafa.
Warga Palestina menyebut adanya ledakan besar dan tembakan artileri berat di sekitar kota pada Selasa pagi.
Sementara itu “sabuk api”, atau rentetan serangan rudal, dilaporkan terjadi di kota utara Beit Lahia.
Serangan itu terjadi hanya beberapa jam setelah Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera.
Resolusi tersebut, yang disahkan dengan 14 suara mendukung dan satu abstain dari AS, merupakan resolusi PBB pertama mengenai gencatan senjata sejak perang dimulai pada bulan Oktober tahun lalu.
Lebih dari 32.300 warga Palestina telah terbunuh sejak saat itu.
Kunjungan Haniyeh ke Iran
Bersamaan dengan serangan di Rafah, Ketua Hamas Ismail Haniyeh dijadwalkan mengunjungi Teheran, menurut media milik pemerintah Iran.
Kunjungan tersebut, yang mana Haniyeh diperkirakan akan bertemu dengan Menlu Iran Hossein Amirabdollahian, pertama kali dilaporkan oleh Press TV.
Haniyeh juga diperkirakan akan mengadakan konferensi pers di ibu kota Iran.
Teheran menyambut baik resolusi gencatan senjata PBB namun mengatakan langkah tersebut tidak lah cukup.
Baca juga: Tolak Klaim AS, PBB Tegaskan Resolusi Gencatan Senjata di Gaza Mengikat seperti Hukum Internasional
Amerika Serikat abstain dalam pemungutan suara pada sidang PBB hari Senin (25/3/2024), menandakan adanya perubahan dalam dukungan setia mereka terhadap Israel.
Tindakan tersebut membuat marah para pejabat Israel, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Netanyahu langsung membatalkan kunjungan delegasinya ke Gedung Putih.