Kapten IDF Akui Membunuh Rekan-rekannya Sendiri Sesama Tentara Israel di Gaza: Itu Keputusan Tepat
Kapten IDF mengaku membunuh rekan-rekannya sendiri sesama tentara Israel yang tertangkap Hamas di Gaza adalah keputusan tepat.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Kapten IDF Akui Membunuh Rekan-rekannya Sendiri di Gaza: Itu Adalah Keputusan Tepat
TRIBUNNEWS.COM - Kapten tentara pendudukan Israel, Kapten Bar Zonshin, mengaku menerapkan "Protokol Hannibal" terhadap rekan-rekannya sendiri sesama tentara Israel di Gaza.
Protokol Hannibal adalah aturan dalam ketentaraan Israel yang membenarkan tindakan pembunuhan terhadap prajurit atau warga Israel yang ditahan atau disandera oleh musuh.
Dalam kasus serangan Banjir Al-Aqsa yang dilakukan oleh Gerakan Perlawanan Palestina Hamas, jumlah 1.200 korban di pihak Israel terindikasi memang disebabkan lebih banyak oleh aksi protokol Hannibal ini.
Baca juga: Hannibal Directive, Protokol dan Metode Tentara Israel Tumbalkan Warganya Sendiri Demi Tumpas Hamas
"Pengakuan Kapten Zonshin yang menargetkan tahanan Israel membenarkan informasi yang tersebar bahwa pasukan Israel menargetkan warga sipil mereka dan tentara IDF (yang tertangkap Hamas) pada 7 Oktober lalu," tulis ulasan Khaberni.
Zonshin merinci, dia dan pasukannya melihat dua mobil pada tanggal 7 Oktober, dan ada banyak orang di dalam kabin kedua kendaraan tersebut.
Dia menjelaskan kalau dia tidak tahu apakah orang-orang yang berada di kabin mobil itu masih hidup atau sudah meninggal.
"Jadi dia memutuskan untuk menyerang kedua kendaraan tersebut," tulis laporan tersebut.
Baca juga: Tentara Israel Bantai Warganya Sendiri dengan Helikopter Apache karena Terapkan Protokol Hannibal?
Menilai Tindakannya Benar
Menanggapi pertanyaan Channel 13 tersebut yang bertanya, “Ada kemungkinan Anda membunuh tentara Anda sendiri?”, kapten tentara pendudukan itu menjawab:
"Hal itu mungkin terjadi," kata sang Kapten IDF.
Meski begitu, dia menekankan kalau hal tersebut (menembaki tentara sendiri) adalah keputusan yang tepat.
"Menurut dia, lebih baik menghentikan aksi penculikan tersebut, dan dengan demikian perwira Israel itu mengakui bahwa dia mungkin telah membunuh tentaranya," kata laporan tersebut.
Kapten Zonchin bersikeras kalau dia bertindak benar.
Baca juga: Friendly Fire, Sesama Tentara Israel Saling Tembak Sendiri: Pasukan Lapis Baja Vs Infanteri di Gaza
Dia tidak memastikan apakah keputusan ini merupakan perintah dari IDF untuk menerapkan Protokol Hannibal, tetapi dia menjelaskan kalau banyak langkah operasional yang harus diambil dalam hal ini.
"Keputusan harus diambil, termasuk menginspeksi dan menembak. Dan jika seorang prajurit teridentifikasi (tertangkap musuh), ini (protokol hannibal) harus dilakukan," tambah laporan tersebut mengutip keterangan sang perwira IDF.
Protokol Hannibal menetapkan kalau penggunaan senjata berat dapat digunakan ketika seorang Israel ditangkap untuk mencegah para penculik meninggalkan lokasi kejadian, bahkan jika hal ini menimbulkan bahaya bagi tawanan tersebut.
Media Ibrani melaporkan kalau tentara pendudukan Israel menerapkan Protokol Hannibal selama berlangsungnya Operasi Banjir Al-Aqsa.
Hal ini memicu seruan untuk dilangsungkannya penyelidikan internal di kemiliteran Israel atas masalah tersebut.
Pada 6 Februari 2024 silam, tentara pendudukan memulai penyelidikan atas pembunuhan 12 pemukim Yahudi ketika sebuah tank tentara IDF mengebom sebuah rumah di sebuah pemukiman pada tanggal 7 Oktober.
(oln/chnnl13/khbrn/*)