Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Tentara Israel Mundur, RS Al-Shifa Terbesar di Gaza Hancur, 6 Mayat Tergeletak di Halaman

Pasukan tentara Israel mundur dari rumah sakit terbesar di Gaza, RS Al-Shifa dengan meninggalkan kehancuran gedung serta mayat

Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Whiesa Daniswara
zoom-in Tentara Israel Mundur, RS Al-Shifa Terbesar di Gaza Hancur, 6 Mayat Tergeletak di Halaman
AFP/AFP
Warga Palestina memeriksa kerusakan di rumah sakit Al-Shifa di Gaza setelah militer Israel mundur dari kompleks perumahan rumah sakit tersebut pada 1 April 2024, di tengah pertempuran yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok militan Hamas. (AFP/Str) 

Israel membalasnya dengan serangan udara, darat dan laut yang telah menewaskan sedikitnya 32.782 warga Palestina, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.

Kementerian tidak membedakan antara warga sipil dan kombatan dalam perhitungannya, namun mengatakan bahwa perempuan dan anak-anak merupakan dua pertiga dari jumlah korban tewas.

Militer Israel mengatakan mereka telah membunuh lebih dari 13.000 pejuang Hamas dan menyalahkan militan Palestina atas kematian warga sipil karena mereka bertempur di daerah pemukiman padat.

Pimpinan Hamas memberikan keterangan
Pimpinan Hamas memberikan keterangan (aa.com)

Perang telah menyebabkan sebagian besar penduduk wilayah tersebut mengungsi dan menyebabkan sepertiga penduduknya berada di ambang kelaparan .

Gaza Utara, tempat Shifa berada, telah mengalami kerusakan parah dan sebagian besar terisolasi sejak Oktober, sehingga menyebabkan kelaparan yang meluas.

Israel mengatakan akhir tahun lalu bahwa mereka telah membubarkan sebagian besar Hamas di Gaza utara dan menarik ribuan tentara.

Namun sejak saat itu, negara tersebut telah memerangi militan di sana dalam beberapa kesempatan.

Berita Rekomendasi

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk terus melakukan serangan sampai Hamas dihancurkan dan semua sandera dibebaskan.

Dia mengatakan Israel akan segera memperluas operasi darat ke kota Rafah di selatan, di mana sekitar 1,4 juta orang – lebih dari separuh penduduk Gaza – mencari perlindungan.

Namun ia menghadapi tekanan yang meningkat dari Israel yang menyalahkannya atas kegagalan keamanan pada 7 Oktober dan dari beberapa keluarga sandera yang menyalahkannya atas kegagalan mencapai kesepakatan meskipun telah dilakukan pembicaraan selama beberapa minggu yang dimediasi oleh Amerika Serikat, Qatar dan Mesir.

Hamas dan militan lainnya diyakini masih menyandera sekitar 100 sandera dan 30 lainnya setelah membebaskan sebagian besar sisanya selama gencatan senjata November lalu dengan imbalan pembebasan warga Palestina yang dipenjarakan oleh Israel.

Puluhan ribu warga Israel memadati pusat Yerusalem pada hari Minggu dalam protes anti-pemerintah terbesar sejak negara itu berperang pada bulan Oktober. Perpecahan mendalam mengenai kepemimpinan Netanayahu sudah ada sejak sebelum perang, yang masih mendapat dukungan kuat dari masyarakat.

(Tribunnews.com/Chrysnha)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas