Rusia Tangkap 3 Agen Teroris dalam Penembakan di Moskow, Klaim Ada Jejak Ukraina
FSB Rusia menangkap tiga pelaku yang diduga merekrut dan mendanai 4 teroris dalam penembakan di Moskow. Rusia sebut ada jejak Ukraina.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Dinas Keamanan Rusia (FSB) menangkap tiga orang yang dicurigai memiliki hubungan dengan empat teroris yang menembaki pengunjung di Crocus City Hall pada 22 Maret 2024 lalu.
Penangkapan tersebut dilakukan di Moskow, Ekaterinburg, dan Omsk pada Kamis (4/4/2024), menurut pernyataan FSB.
Dua tersangka merupakan warga asing, sedangkan tersangka ketiga merupakan warga negara Rusia, yang ketiganya berasal dari Asia Tengah.
Satu dari tiga tersangka yang ditangkap diduga terlibat langsung dalam perekrutan empat pria bersenjata yang melakukan penyerangan di Crocus City Hall.
"Dia juga menangani pembiayaan operasi tersebut," klaim FSB pada Kamis, dikutip dari RBC Russia.
Sementara, dua tersangka lainnya memberikan sumbangan untuk pembelian senjata api dan kendaraan yang digunakan oleh teroris.
FSB juga merilis rekaman ketiga penangkapan tersebut, namun tidak memperlihatkan wajah satu pun tersangka.
Penembakan di Moskow
Sebelumnya, terjadi penembakan massal di Crocus City Hall di Krasnogorsk, pinggiran barat Moskow pada Jumat (22/3/2024) malam waktu setempat.
Empat orang bersenjata masuk ke dalam gedung tersebut dan menembaki pengunjung yang hendak menonton konser band rock Rusia Picnic.
Para penyerang bersenjatakan senapan serbu, menerobos pintu masuk, menembak pengunjung dari jarak dekat, lalu membakar gedung dengan melemparkan bom pemabakar, sebelum melarikan diri dari lokasi kejadian.
Baca juga: Tudingan Kiev di Balik Teror Crocus: Warga Rusia Daftar Perang Melonjak, Kini Ada 100.000
Penembakan itu menewaskan lebih dari 140 orang dan melukai lebih dari 150 orang.
Keempat tersangka pria bersenjata ditahan beberapa jam setelah melancarkan aksinya.
Rusia Tuduh Ukraina Terlibat Penembakan di Moskow
Presiden Rusia, Vladimir Putin, menuduh Ukraina terlibat dalam serangan itu dengan bekerja sama dengan pihak ketiga.
Klaim Putin muncul setelah mendapat laporan dari FSB terkait penangkapan empat tersangka yang diduga hendak kabur ke Ukraina.