Populer Internasional: 40 Rudal Ditembakkan dari Lebanon Selatan - Warga Israel Dilanda Panic Buying
Konflik Palestina vs Israel masih menjadi sekumpulan berita populer di kanal Tribunnews.com belakangan in, 40 rudal ditembakkan Hizbullah
Penulis: Facundo Chrysnha Pradipha
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Konflik Palestina vs Israel masih menjadi sekumpulan berita populer di kanal Tribunnews.com belakangan ini.
Dalam sehari terakhir, populer internasional menghasilkan rencana pembalasan serangan Iran kepada Israel.
Jenderal bintang dua Iran, Mayjen Mohammad Bagheri menegaskan, negaranya yang akan menentukan metode pembalasan tersebut.
Dengan lantang ia menuturkan, musuh (Israel) akan menyesali tindakannya.
Kemudian berita selanjutnya adalah menjadi pekerjaan rumah pejuang Hamas.
Selain menghadapi pasukan Israel, ternyata Hamas memiliki masalah baru menghadapi pasukan intelijen.
Populer berikutnya adalah 40 rudal ditembakkan dari Lebanon selatan menuju Galilea dan Golan, wilayah Suriah yang diduduki Israel.
Serangan tersebut merupakan gerakan perlawanan Lebanon dari Hizbullah.
Hingga berita populer yang mengabarkan, warga Israel dilanda panic buying.
Panic buying terjadi setelah Iran mengancam akan membombardir wilayah pertokohan Israel sebagai serangan balasan.
Berikut ini berita populer internasional yang telah dirangkum Tribunnews:
Baca juga: Besok DK PBB Gelar Sidang untuk Putuskan Keanggotaan Penuh Palestina, AS: Minta Restu Israel Dulu
1. Jenderal Iran Tentukan Metode Balasan
Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran, Mayor Jenderal Mohammad Bagheri, mengatakan kalau negaranya lah yang akan menentukan metode pembalasan terhadap Israel pasca-pengeboman konsulat Iran di Damaskus, Suriah, Senin (1/4/2024).
Atas serangannya ke konsulat Iran, Israel, menurut beberapa laporan, menyatakan kalau negara pendudukan itu telah melakukan persiapan menghadapi serangan Iran.
Saat menghadiri pemakaman Brigadir Jenderal Mohammad Reza Zahedi yang diadakan di Isfahan, Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mohammad Bagheri pada Sabtu (6/4/2024) menyatakan, “musuh akan menyesali tindakannya, dan kamilah yang menentukan metode pembalasan.”