Anak Gaza: Tak Ada Perayaan Idul Fitri di Gaza, Bagaimana Kami Rayakan Id Saat Orang Tua Kami Tiada?
Idul Fitri 2024 berbeda dari tahun-tahun sebelumnya di Gaza. Rumah-rumah hancur, banyak korban jiwa, dan orang terluka. Anak gaza menuturkan Idul Fitr
Penulis: Muhammad Barir
Pasalnya, kondisi sulit yang saat ini dialami masyarakat Palestina.
Di Riyadh, Arab Saudi, Raja Salman menekankan perlunya menghentikan serangan terhadap rakyat Palestina.
Meski dengan segala keterbatasan, warga Palestina tetap menjaga semangat berbagi.
Sejumlah ibu-ibu di pengungsian masih memasak dan membuat kue tradisional untuk dibagikan kepada tetangganya.
Menjelang Idul Fitri, warga Palestina turun ke jalan di Gaza sambil melantunkan takbir dan mengagungkan nama Allah.
Seperti dilansir Al-Jazeera, mereka merayakan Idul Fitri setelah sebulan berpuasa di tengah serangan Israel, pada Rabu (10/4/2024).
Menjelang Idul Fitri, anak-anak berbaris mengikuti seruan takbir melewati jalan yang membelah puing-puing dan reruntuhan kota.
Suasananya gelap tanpa penerangan sama sekali.
Di hari terakhir puasa, warga Gaza berusaha mempersiapkan Idul Fitri dengan memadati pasar dan kios darurat.
Permen, kacang-kacangan, kurma, buah-buahan dan sayur-sayuran, serta makanan ringan dijual pedagang kaki lima di tengah reruntuhan dan puing-puing bangunan.
Kota-kota di Gaza hancur.
Persediaan makanan langka karena terbatasnya pasokan setelah wilayah itu dikepung Israel selama enam bulan.
Meski memiliki berbagai keterbatasan, sekelompok ibu-ibu pengungsi di Deir el-Balah berinisiatif membuat kue tradisional di tenda mereka.
Kue-kue tersebut kemudian dibagikan kepada pengungsi lainnya untuk merayakan hari pertama Idul Fitri.
Umm Hassan Al Massri (65), misalnya, memasak somakia untuk dibagikan kepada tetangganya di Deir el-Balah.
Somakia merupakan makanan tradisional yang biasa dimasak warga Gaza pada hari terakhir Ramadhan dan dikonsumsi pada hari pertama Idul Fitri.