Dalam 24 Jam, 64 Orang Tewas dan 45 Lainnya Terluka dalam Agresi Pendudukan Israel di Jalur Gaza
Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza mengumumkan dalam kurun waktu 24 jam, sedikitnya 64 orang tewas dan 45 lainnya terluka dalam agresi IDF.
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan yang berbasis di Gaza mengumumkan, dalam kurun waktu 24 jam, sedikitnya 64 orang tewas dan 45 lainnya terluka dalam agresi pendudukan Israel di Jalur Gaza.
“Banyak orang masih terjebak di bawah reruntuhan dan di jalan dan tim penyelamat tidak dapat menjangkau mereka,” tambahnya.
Sejak 7 Oktober, perang Israel dengan kelompok militan yang menguasai Gaza telah memasuki hari ke-188 pada Kamis (11/4/2024).
Pada Kamis (11/4/2024), Kementerian mencatat sebanyak 33.545 warga Palestina telah tewas dalam serangan Israel di Jalur Gaza sejak Oktober lalu, dikutip Al Jazeera.
Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas oleh Hamas, yang menurut Tel Aviv menewaskan hampir 1.200 orang.
Perang Israel di Gaza telah menyebabkan 85 persen penduduk wilayah tersebut mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, AA melaporkan.
Sementara, menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), 60 persen infrastruktur di wilayah tersebut telah rusak atau hancur.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional pada awal tahun ini.
Berdasarkan keputusan sementara yang dikeluarkan ICJ, Pengadilan Dunia memerintahkan Tel Aviv untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil langkah untuk menjamin bahwa bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga sipil di Gaza.
Namun, permusuhan terus berlanjut dan pengiriman bantuan masih belum cukup untuk mengatasi bencana kemanusiaan tersebut.
Dalam perkembangan terpisah, kantor berita Reuters melaporkan pada hari Kamis (11/4/2024) bahwa utusan AS untuk Timur Tengah, Brett McGurk, menelepon para Menteri Luar Negeri Arab Saudi, UEA, Qatar dan Irak.
Baca juga: Belum Pernah Injakkan Kaki, IDF Bombardir Gaza Tengah, UNICEF: Mobil Kami Dibom di Gaza Utara
Dikatakan Washington meminta mereka untuk menyampaikan pesan ke Iran untuk menghindari meningkatnya ketegangan dengan Israel.
Iran menyalahkan Israel atas meningkatnya ketegangan.
Menyusul situasi genting di Timur Tengah, maskapai penerbangan Jerman Lufthansa mengatakan telah menangguhkan penerbangan ke Teheran lantaran meningkatnya kekhawatiran akan kemungkinan konflik antara Iran dan Israel.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)