100 Perempuan Israel Tolak Wajib Militer, Netanyahu Terancam Kekurangan Pasukan
Sebanyak 100 tentara perempuan Israel menolak ikut wajib militer bersama pasukan pertahanan Israel (IOF) seperti perintah PM Benyamin Netanyahu.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Sekitar 30 persen atau 100 tentara perempuan Israel menolak ikut wajib militer bersama pasukan pertahanan Israel (IOF) seperti perintah Perdana Menteri Benyamin Netanyahu.
Hal ini terungkap usai media lokal Israel TV7 melaporkan bahwa 100 dari 346 pasukan membelot dan menolak untuk dibawa ke pangkalan militer dekat perbatasan Gaza dan wilayah pendudukan '48 untuk melakukan wajib militer dan pelatihan.
“Total sekitar 30 persen dari seluruh tentara wanita yang direkrut menolak untuk dibawa ke pangkalan pelatihan dengan unit observasi kontrol perbatasan," sebut laporan TV7 dikutip dari Al Mayadeen.
Tidak dijelaskan alasan mengapa ratusan tentara itu menolak perintah Netanyahu, namun menurut penuturan beberapa orang pasukan mereka enggan mendaftar wamil karena menilai kegiatan itu menindas orang-orang Palestina.
Sementara sebagian pasukan menjelaskan bahwa alasan mereka menolak perintah wamil karena selama masa pelatihan, para tentara mengalami kesenjangan yang serius dalam peralatan, profesionalisme, dan kurangnya sumber daya manusia.
Sebagai gantinya para tentara wanita yang menolak perintah wamil meminta agar IOF memindahkan mereka ke fasilitas penahanan di pangkalan "Tel Hashomer" atau menugaskan mereka ke posisi dan tugas berbeda.
Tentara yang Menolak Wajib Militer Dijebloskan Penjara
Merespon banyak tentara yang menolak perintah wajib militer, PM Netanyahu akhirnya turun tangan.
Dengan tegas Netanyahu mengancam akan menjatuhkan hukuman bagi tentara wanita Israel yang menolak perintah wajib militer dengan alasan kondisi kesehatan dan psikologis yang tak stabil.
Untuk menggertak mereka, Netanyahu tak segan menjebloskan mereka yang menolak wajib militer ke jeruji penjara.
Baca juga: 14 Tentara Israel Tewas Dihabisi Al-Qassam, Ganasnya Yasin 105 Bombardir 4 Tank Merkava Zionis
Salah satu tentara wanita yang ditahan menggambarkan kejadian yang sedang berlangsung sebagai hal yang memalukan dan memalukan.
Prajurit tersebut berusaha membebaskan dirinya dari dinas dengan mengajukan dokumen yang menyatakan bahwa dia menderita beberapa penyakit mental, termasuk "kecemasan" dan "gangguan perhatian".
Namun Otoritas militer Israel mengabaikan dokumen yang diajukan prajurit tersebut, ia justru dijebloskan kedalam penjara karena dianggap menolak perintah wamil ke pos-pos observasi.
Baca juga: Pasukan Israel Ternyata Bunuh 3 Anak Ismail Haniyeh Tanpa Konsultasi dengan Netanyahu
“Sejak 7 Oktober saya tidak bisa beraktivitas sama sekali. Sayangnya, tentara tidak mau memeriksa dokumen saya mereka bahkan menjebloskan saya ke penjara," ujar penuturan tentara wanita Israel.
Israel Hadapi Krisis Pasukan
Imbas banyaknya pasukan yang menolak untuk terjun ke medan perang, kini Israel diisukan mengalami krisis pasukan, lantaran 582 tentara IDF gugur dalam medan pertempuran sementara 30.000 pasukan lainnya dinyatakan gangguan mental akibat perang.
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) yang mengalami krisis mengungkap sangat membutuhkan 7.000 tentara tambahan. Tak hanya ribuan pasukan, IDF juga meminta tambahan 7.500 posisi untuk perwira dan bintara.
Jumlah tersebut melonjak dari target yang telah dijadwalkan, menandakan IDF mengalami krisis di Gaza selama hampir 150 hari perang.