Ini Negara-negara Pemasok Besar Senjata Iran Untuk Menghajar Israel
Imbas serangan mematikan yang dilakukan Iran, sejumlah negara kini dihantui kekhawatiran terkait adanya isu perang dunia ke-III
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti
TRIBUNNEWS.COM, TEHERAN – Keberhasilan Pasukan elit Garda Revolusi (IRGC) membordir wilayah Israel dengan lebih dari 300 drone sukses membuat wilayah pendudukan Israel meledak sementara sebuah pangkalan udara militer Israel paling penting di Negev dilaporkan hancur.
Imbas serangan mematikan yang dilakukan Iran, sejumlah negara kini dihantui kekhawatiran terkait adanya isu perang dunia ke-III akibat eskalasi yang dilakukan Iran ke Israel.
Meski Angkatan Bersenjata Iran masih kalah besar bila dibandingkan dengan pasukan AS dan para sekutunya, namun hal tersebut tak lantas membuat Iran mundur.
Baca juga: Iron Dome Eror, Rudal Iran Dilaporkan Berhasil Bobol Sistem Pertahanan Udara Israel
Iran justru semakin agresif menggertak para sekutu Israel yang mencoba memberikan dukungan kepada pemerintah Tel Aviv, seperti baru-baru ini Iran mengancam akan menyerang Yordania jika ikut membantu Israel menjatuh drone yang sengaja ditambahkan ke wilayah Ibukota Tel Aviv.
Banyak pihak bertanya-tanya dari mana asal muasal senjata Iran, sampai negara ini memiliki banyak pasokan senjata hingga Iran masuk kedalam peringkat 14 dari 15 besar negara dengan kekuatan militer global teratas karena skor kekuatan militernya berada dikisaran 0,2269 atau sempurna.
Berikut Asal Usul Pasokan Senjata Iran yang Digunakan Untuk Menghajar Israel:
Disuplai Amerika Serikat
Menurut database transfer senjata dari lembaga pemikir internasional independen, Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), sejak 1950 AS menjadi salah satu eksportir senjata terbesar bagi Iran.
Jumlah pasokan senjata dari AS mulai meningkat pada tahun 1953, tepatnya setelah Mohammad Mosaddegh terpilih sebagai perdana menteri Iran secara demokratis.
Hubungan mesra antara Iran dan AS kemudian berlanjut, hingga pada tahun 1976 Iran melakukan transaksi pembeli tunggal peralatan militer AS senilai 3,91 miliar dolar AS.
Sayangnya memasuki tahun 1979 hubungan AS dan Iran renggang akibat kerusuhan yang disebabkan pemerintahan otoriter Syah yang ingin mengubah Iran menjadi republik Islam.
Kericuhan ini yang kemudian membuat aliansi AS-Iran runtuh hingga AS tak mau lagi mengekspor senjatanya ke Iran. Padahal sebelumnya Iran muncul sebagai kekuatan militer dominan di Timur Tengah, yang membuka jalan bagi pengembangan senjata nuklir.
Ekspor dari Tiongkok dan Rusia
Tiongkok dan Rusia kemudian menggantikan posisi Amerika Serikat sebagai pemasok utama senjata ke Iran sejak tahun 1980 an hingga sekarang.
Iran kemudian semakin dekat dengan Rusia dan Tiongkok. Hingga penjualan senjata dari Rusia meningkat secara signifikan pada tahun 1990an, sebagaimana dikutip dari laman The World.
Baca juga: Video Dampak Ngeri Iran Hujani 300 Drone: Israel Disebut Tak Bisa Dihuni
Kiriman Korut
Belakangan ini Korea Utara dicurigai sebagai salah satu negara yang menyuplai persenjataan militer Iran. Tuduhan ini mencuat usai agen mata-mata Korea Selatan mengatakan Presiden Kim Jong Un memobilisasi dukungan persenjataan untuk militan Palestina dan pasukan Iran.
Meski Korea Utara enggan mengakui telah mengirimkan senjata untuk Iran, namun beberapa waktu lalu serpihan Rudal Sejill yang merupakan rudal balistik yang diproduksi oleh Korea Utara ditemukan di wilayah Israel usai pasukan Elit Iran menghujani Tel Aviv dengan rudal.
Produksi Rudal Secara Mandiri
Selain mengandalkan pasar global Iran diketahui memiliki gudang rudal balistik dan drone yang dikelola dan diproduksi secara mandiri dengan dipimpin oleh Khamenei, orang berkedudukan tertinggi di Iran.
Saking luas dan lengkapnya tempat penyimpanan senjata ini, Iran jadi Gudang peluru kendali (rudal) jelajah, rudal antikapal, serta rudal balistik terbesar di wilayah Timur Tengah.
Tak hanya memproduksi senjata, militer Iran yang dipandang sebagai salah satu negara terkuat di kawasan Timur Tengah ini juga turut memperluas dan memodernisasi armada kapal selam yang diproduksi di dalam negeri.