Rusia Salahkan Dewan Keamanan PBB yang Cueki Iran saat Israel Serang Konsulatnya di Suriah
Rusia menyalahkan Dewan Keamanan PBB yang mengabaikan permintaan Iran untuk mengutuk Israel karena serang konsulat Iran di Suriah.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Garudea Prabawati
Sebelumnya, Misi Tetap Iran untuk PBB mengatakan Iran akan menghindari menanggapi serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah, jika Dewan Keamanan mengutuk serangan yang dilancarkan Israel pada 1 April lalu.
Dewan Keamanan PBB Gagal Cegah Eskalasi
Wakil Pertama Perwakilan Tetap Rusia untuk PBB, Dmitry Polyansky, menegaskan bahwa penolakan rekan-rekan Barat di Dewan Keamanan untuk mencegah eskalasi di Timur Tengah menunjukkan kecerobohan selektif mereka.
“Sekali lagi, kami sekali lagi yakin bahwa ejekan dan kecerobohan rekan-rekan Barat kami dan kebutaan selektif mereka tidak ada batasnya," kata Dmitry Polyansky di Telegram-nya, Selasa.
"Sekarang mereka bahkan tidak ingat bahwa mereka menolak untuk mencegah eskalasi dengan tidak memberikan dukungan rancangan pernyataan Dewan Keamanan PBB yang diajukan kepada pers yang mengutuk serangan Israel terhadap konsulat Iran," lanjutnya.
Menurutnya, Israel mengambil tindakan sendiri dengan menyerang konsulat Iran di Damaskus, Suriah pada 1 April lalu.
“Israel mengambil tindakan dengan cara mereka sendiri, seperti yang diharapkan dari mereka: Israel adalah korban, dan semua orang bersalah," katanya.
Kemudian, lanjutnya, setelah Iran membalas serangan Israel maka negara Barat yang mendukung Israel akan mempromosikan Israel sebagai korban dan Dewan Keamanan PBB segera menggelar rapat setelah itu.
"Jelas bahwa inilah skenario yang digunakan oleh taktik Barat dan sponsor mereka yang akan menyusul pada pertemuan Dewan Keamanan PBB berikutnya dalam beberapa jam," katanya, dikutip dari Nabd.
Menurutnya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu dan sekutunya akan mulai mengganggu stabilitas di kawasan tersebut, lalu menyalahkan Iran.
Hubungan Israel dan Iran
Hubungan Israel dan Iran memburuk setelah revolusi Iran pada tahun 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomenei.
Revolusi tersebut menumbangkan kekuasaan Syah (Raja) Iran, Mohammad Reza Shah Pahlavi, yang merupakan sekutu Amerika Serikat (AS) dan mitra Israel.
Setelah revolusi Iran, Israel menuduh Iran yang menerapkan kebijakan anti-Israel, telah mendanai front perlawanan seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Hizbullah, kelompok perlawanan Irak dan Suriah untuk melawan Israel, sebuah tuduhan yang dibantah Iran.
Ketegangan Iran dan Israel baru-baru ini terjadi di tengah perang Israel dan Hamas di Jalur Gaza.
Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza setelah operasi Banjir Al-Aqsa yang diluncurkan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi 33.729 jiwa dan 76.371 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Sabtu (13/4/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Xinhua News.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lain terkait Konflik Palestina vs Israel