Deretan Senjata Canggih Milik Iran untuk Cegah Balasan Israel, Ada Drone UAV Bernama 'Gaza'
Militer Iran mengungkapkan bahwa Gaza adalah UAV kelas medium-altitude, low-endurance (MALE) yang memiliki kapasitas muatan amunisi hingga 500 kg
Penulis: Bobby W
Editor: Sri Juliati
Tambahan armada tersebut bisa secara signifikan memperbarui angkatan udara Iran, tetapi itu tidak akan menghilangkan kebutuhan akan pertahanan udara yang tangguh.
2. Rudal Jarak Jauh Bavar-373
Untuk menyeimbangkan kelemahan armada pesawat tempurnya, Iran terus berupaya mengembangkan program misil yang ambisius untuk mengantisipasi serangan udara.
Sistem pertahanan misil dengan jangkauan terjauh yang dioperasikan oleh Iran adalah Bavar-373 yang dikembangkan secara lokal. Sistem ini mulai beroperasi pada tahun 2019 setelah sepuluh tahun pengembangan dan pengujian, dan telah mengalami peningkatan yang signifikan sejak itu.
Pada November 2022, pejabat Iran memamerkan kemampuan terbaru Bavar-373 yang telah diperbarui, termasuk peningkatan jangkauan deteksi radar dari 350km menjadi 450km, serta dilengkapi dengan rudal permukaan-ke-udara Sayyad 4B yang canggih.
Sistem ini dapat mengunci target, termasuk misil balistik jarak jauh, pesawat tanpa awak, dan jet tempur siluman, hingga jarak 400km, melacak 60 target, dan menyerang enam target sekaligus, dengan jangkauan serangan hingga 300km.
Media negara Iran menyatakan bahwa sistem ini dalam beberapa aspek lebih unggul daripada sistem S-300 buatan Rusia dan bahkan sebanding dengan baterai S-400 yang lebih canggih, yang termasuk dalam sistem-sistem tercanggih di dunia.
Meskipun Bavar-373 belum diuji dalam pertempuran nyata di luar latihan militer di Iran, para ahli menganggapnya sebagai komponen penting dari sistem pertahanan udara yang sangat kuat di dunia.
Selain dari sistem pertahanan misil Tor buatan Rusia, Iran juga mengoperasikan sistem S-300.
Tehran terakhir menerima bantuan logistik dari Rusia tersebut setelah penerapan kesepakatan nuklirnya yang sekarang sudah tidak aktif lagi dengan kekuatan dunia pada tahun 2016.
Sistem S-300, yang pertama kali operasikan Uni Soviet pada akhir tahun 1970-an, dirancang untuk menembak jatuh pesawat, pesawat tanpa awak, dan misil jelajah dan balistik yang mendekat hingga jarak 150km, sedangkan Tor adalah sistem di ketinggian rendah hingga menengah untuk melawan ancaman pada jarak hingga 16km.
3. Artileri Pertahanan Jarak Jauh Arman, Sayyad, dan Khordad
Tak hanya Israel yang memiliki sistem pertahanan misil Iron Dome, Iran juga mempunyai teknologi serupa untuk membendung serangan dari udara.
Iran mengoperasikan pertahanan misil berlapis yang dikembangkan secara lokal dengan menggunakan sejumlah rudal untuk membangun lapisan pertahanan di belakang sistem dengan jangkauan terpanjang.
Beberapa sistem pertahanan jarak menengah, termasuk Arman, Tactical Sayyad, dan Khordad-15 dapat mempertahankan langit Iran dari target pada jarak hingga 200km pada ketinggian yang berbeda.
Arman, yang dipamerkan pada November 2022, dipasang di bagian belakang truk militer dan siap dikerahkan dalam hitungan menit.