Siapa Saja Komandan atau Panglima Perang dari Israel dan Iran? Berikut Profil-profilnya
Iran-Israel memanas, panglima perang dari masing-masing pihak menjadi sorotan. Siapa sajakah tokoh penting dalam melancarkan strategi perang?
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
Keluarga ibunya tinggal di kota tersebut selama 14 generasi; kakek nenek dari pihak ayah beremigrasi dari Rusia.
Kakeknya adalah anggota Irgun, kelompok paramiliter Zionis yang aktif pada tahun-tahun menjelang berdirinya Israel.
Halevi memulai dinas militer regulernya pada usia 18 tahun, sebagai penerjun payung, dan mulai pelatihan menjadi perwira dua tahun kemudian.
Pada tahun-tahun awal kariernya, ia bertempur dengan Hizbullah.
Ia bergabung dengan Sayeret Matkal, sebuah unit pasukan khusus yang melakukan operasi rahasia jauh di negara-negara Arab, yang akhirnya ia pimpin.
Halevi selanjutnya memimpin sebuah brigade di Tepi Barat yang diduduki.
Pada 2009, ia memimpin pasukan terjun payung di Gaza, dalam serangan darat di kota-kota di utara kota Gaza di mana IDF bertempur sekali lagi.
Sebagai komandan Divisi Galilea mulai tahun 2011, Jenderal Halevi memimpin IDF di perbatasan dengan Lebanon.
Ia menjadi kepala intelijen militer pada 2014 dan Komando Selatan pada tahun 2018, dengan tanggung jawab untuk menghalangi Hamas.
Ia kemudian menjabat sebagai Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel sejak 16 Januari 2023.
2. Iran
Militer Iran diorganisir di bawah struktur terpadu, yakni Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran, yang terdiri dari:
- Tentara Republik Islam Iran atau IRIA/AJA (Artesh), yang meliputi Angkatan Darat, Angkatan Pertahanan Udara (IRIAF), Angkatan Udara, dan Angkatan Laut.
- Korps Garda Revolusi Islam atau IRGC (Sepah) yang terdiri dari Angkatan Darat, Angkatan Dirgantara, Angkatan Laut, Pasukan Quds, dan Basij.
- Pasukan Penegakan Hukum (Faraja), yang memiliki fungsi serupa dengan polisi.
Baca juga: Iran Tutup Fasilitas Nuklir Khawatir Serangan Mendadak Israel