Celah di Balik Memanasnya Iran-Israel, AS-Iran Negosiasi soal Perjanjian Nuklir
Iran dan AS mengambil kesempatan untuk negosiasi soal perjanjian nuklir di tengah memanasnya hubungan Iran dan Israel.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.COM - Iran dikabarkan sedang berupaya menghidupkan kembali perjanjian nuklir dengan Amerika Serikat (AS) yang sempat terputus pada tahun 2018 di masa pemerintahan Presiden Donald Trump.
Perjanjian itu ditandatangani pada tahun 2015, dengan menunjuk Duta Besar Iran untuk PBB, Amir Sayyid Irani, sebagai ketua timnya.
AS mundur dari perjanjian itu pada tahun 2018 secara sepihak dan mulai menerapkan sanksi terhadap Iran.
Memanasnya hubungan Iran dan Israel, sekutu dekat AS, baru-baru ini menjadi celah bagi Iran untuk memulai negosiasi perjanjian nuklir dengan AS.
Yang mana posisi AS adalah mendukung Israel yang berperang dengan pihak mana pun, tanpa terkecuali Iran.
Sementara Iran mengancam akan menggunakan kekuatan penuh dan mengubah kebijakan penggunaan senjata nuklir jika Israel menyerang Iran lagi.
“Amerika dan Iran sedang melakukan negosiasi di New York untuk menghidupkan kembali perjanjian nuklir," kata surat kabar Iran, Sharq, pada Minggu (21/4/2024).
Sementara itu, Duta Besar Iran untuk PBB dikabarkan sedang bernegosiasi dengan pihak AS terkait perjanjian nuklir.
“Perwakilan Iran untuk PBB, Amir Saeed Irani, sedang menindaklanjuti negosiasi ini dengan pihak Amerika,” menurut laporan Iran Avenue.
Sumber dari surat kabar tersebut mengatakan Presiden AS, Joe Biden, melihat peluang untuk bernegosiasi dengan Iran setelah memanasnya hubungan Iran-Israel.
“Salah satu pandangan di pemerintahan adalah bahwa Presiden Biden melihat peluang untuk memulai perundingan diplomatik guna menghidupkan kembali perjanjian nuklir dengan Iran,” kata sumber itu.
Baca juga: 11 Fakta Serangan Israel ke Iran, Teheran Malas Membalas, Dampak hingga Reaksi Internasional
“Ini dipandang sebagai sarana rekonsiliasi antara Israel dan Iran sehingga ancaman nuklir yang ditimbulkan oleh Iran dihilangkan, dan untuk memastikan bahwa respons militer dapat dihindari oleh Israel di wilayahnya secara lebih luas," lanjutnya.
Menyusul kabar tersebut, Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdollahian, mengonfirmasi pembicaraan mengenai perjanjian nuklir telah dilakukan selama kunjungannya ke markas besar PBB di New York akhir pekan lalu.
"Kami menekankan bahwa Iran tertarik pada solusi diplomatik," katanya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut, Minggu.