Iran Pakai Rudal Penghancur Kheibar saat Serang Israel, Akurasi Tinggi, Bisa Jangkau 1.800 Km
Saat menyerang Israel pada Sabtu (14/4/2024) lalu, Iran menggunakan rudal penghancur Kheibar yang memiliki akurasi tingkat tinggi.
Penulis: Pravitri Retno Widyastuti
Editor: Wahyu Gilang Putranto
TRIBUNNEWS.com - Saat menyerang Israel pada Sabtu (14/4/2024) malam dan Minggu (15/4/2024) dini hari, Iran meluncurkan lusinan rudal balistik dan jelajah, serta amunisi.
Dalam operasi yang diberi nama Operasi Janji Setia, Iran mengklaim sukses atas serangannya terhadap Israel.
Adapun operasi Iran itu merupakan aksi balas dendam atas serangan Israel ke konsulat Iran di Damaskus, Suriah, pada 1 April 2024.
Dalam serangan Israel itu, 16 orang tewas, termasuk dua jenderal Korps Garda Revolusi Islam (IRGC).
Dikutip dari IRNA, berikut ini deretan senjata yang digunakan Iran saat menyerang Israel beberapa waktu lalu:
Rudal Penghancur Kheibar (Kheibar Shekan)
Rudal penghancur Kheibar ini diluncurkan pada 2022 dan menjadi penanda generasi ketiga rudal balistik jarak menengah milik Iran.
Rudal seberat 4,5 ton ini dikembangkan dari rudal Dezful dan bisa membawa erektor atau peluncur yang dipasang di masing-masing trailer untuk masing-masing membawa dua rudal.
Saat dirilis pertama kali, rudal penghancur Kheibar 'hanya' memiliki jangkauan maksimum 1.450 kilometer.
Tetapi, di model terbarunya, rudal ini bisa menjangkau jarak maksimum 1.800 kilometer.
Selain itu, rudal penghancur Kheibar menawarkan kemampuan manuver dan akurasi tingkat tinggi.
Rudal Balistik Emad
Rudal balistik jarak menengah, Emad, mulai digunakan pada 2015.
Baca juga: 11 Fakta Serangan Israel ke Iran, Teheran Malas Membalas, Dampak hingga Reaksi Internasional
Rudal ini merupakan rudal balistik pertama Iran yang dilengkapi re-entry kendaraan yang bisa bermanuver (MARV).
MARV pada dasarnya merupakan hulu ledak berpemandu presisi yang bisa dikendalikan hingga terjadi benturan.
Rudal balistik Emad menggunakan motor roket berbahan bakar cair untuk mencapai jangkauan maksimum 1.700 kilomenter sambil membawa hulu ledak seberat 750 kg.
Rudal ini memiliki berat lebih dari 17 ton dan panjang 15,5 meter.
Rudal Jelajah Paveh
Iran pertama kali mengungkapkan rencananya untuk membangun rudal jelajah serangan darat di pameran Angkatan Dirgantara IRGC pada 2014 silam, dengan memaerkan rudal Ya Ali.
Rudal jelajah Paveh pertama kali ditampilkan di publik pada 2023, dalam sebuah program televisi.
Paveh merupakan rudal jelajah subsonik jarak menangah segala cuaca.
Konfigurasi mesin yang kokoh telah membantu menurunkan biaya pengembangan dan produksi, serta bisa meningkatkan laju produksi.
Rudal ini dilengkapi mesin turbojet berumur pendek yang memungkinkan jangkauan maksimum 1.650 kilometer.
Rudal Jelajah Shahed-136
Shahed-136 pada dasarnya adalah rudal jelajah berbiaya rendah yang bisa dipakai sebagai umpan untuk menghabiskan rudal pertahanan udara musuh.
Beratnya hanya 200 kilogram dan dilengkapi hulu ledak serbaguna seberat 50 kilogram.
Meski hulu ledaknya termasuk kecil, namun kekuatannya sangat efektif.
Shahed-136 sama seperti keluarga rudal balistik hipersonik Fattah yang menunjukkan puncak kemajuan teknologi Iran.
Shahed-136 diyakini menunjukkan kecerdikan Iran dalam merancang senjata yang ampuh, alat yang sempurna untuk perang.
Pujian Khamenei
Pemimpin Tertingi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, memuji angkatan bersenjata negaranya atas "keberhasilan" mereka terkait serangan langsung ke Israel pada pekan lalu.
Dalam pertemuan dengan komandan militer Iran, Minggu (21/4/2024), Khamenei mengapresiasi angkatan bersenjata atas "kebehasilan dalam beberapa peristiwa baru-baru ini."
"Berapa banyak rudal yang diluncurkan dan berapa banyak yang mengenai sasaran, bukanlah pertanyaan utama."
"Yang terpenting adalah Iran menunjukkan kekuatannya selama operasi itu (Janji Setia)," kata Khamenei, Minggu, dilansir AlJazeera.
"Dalam operasi baru-baru ini, angkatan bersenjata (Iran) berhasil meminimalkan biaya dan memaksimalkan keuntungan," imbuh dia.
Ia juga mendesak para pejabat militer Iran untuk "tanpa henti melakukan inovasi dan mempelajari taktik musuh.
"Perdebatan pihak lain mengenai berapa banyak rudal yang ditembakkan, berapa banyak yang mengenai sasaran, dan berapa yang tidak, ini adalah hal yang tidak penting," tegas dia dalam pidatonya yang disiarkan oleh televisi pemerintah.
Pemimpin berusia 85 tahun itu melontarkan komentar tersebut dalam sebuah pertemuan yang dihadiri oleh para petinggi militer reguler Iran, polisi, dan IRGC.
Kendati demikian, Khamenei tidak menyinggung serangan balasan Israel pada Jumat (19/4/2024) di pusat kota Isfahan, meskipun pertahanan udara melepaskan tembakan dan Iran menghentikan penerbangan komersial di sebagian besar negara tersebut.
(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)