Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Israel Sebenarnya Rencanakan Serangan yang Lebih Besar Terhadap Iran, tapi Ditekan AS dan Sekutunya

Israel merencanakan serangan yang lebih besar terhadap Iran, tetapi menguranginya untuk menghindari perang

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Israel Sebenarnya Rencanakan Serangan yang Lebih Besar Terhadap Iran, tapi Ditekan AS dan Sekutunya
AFP/-
Foto selebaran yang disediakan oleh kantor Angkatan Darat Iran pada 12 Oktober 2021 menunjukkan pemandangan peluncur rudal anti-pesawat yang menembakkan salvo selama latihan militer gabungan antara tentara Iran dan Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC). 

TRIBUNNEWS.COM - Israel membatalkan rencana serangan yang lebih besar terhadap Iran setelah adanya tekanan diplomatik dari Amerika Serikat dan sekutu asing lainnya, menurut tiga pejabat senior Israel, dilansir The New York Times.

Para pemimpin Israel awalnya membahas rencana pemboman beberapa sasaran militer di Iran pekan lalu, termasuk di dekat Teheran, ibu kota Iran pada 13 April, kata para pejabat tersebut.

Rencana serangan yang luas dan merusak seperti itu dinilai akan lebih sulit diabaikan oleh Iran, sehingga meningkatkan kemungkinan serangan balik Iran yang dapat membawa Timur Tengah ke jurang konflik regional yang besar.

Pada akhirnya, Presiden Joe Biden, bersama dengan para menteri luar negeri Inggris dan Jerman, mendesak Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, untuk mencegah perang yang lebih luas.

Israel akhirnya memilih untuk melakukan serangan yang lebih kecil pada Jumat (19/4/2024), untuk menghindari kerusakan yang signifikan, dan mengurangi kemungkinan eskalasi, setidaknya untuk sekarang.

Penampakan langit di Isfahan, Iran menyusul laporan ledakan.
Penampakan langit di Isfahan, Iran menyusul laporan ledakan. (IRGC)

Namun, dalam pandangan para pejabat Israel, serangan itu menunjukkan kepada Iran betapa luas dan canggihnya persenjataan militer Israel.

Alih-alih mengirim jet tempur ke wilayah udara Iran, Israel malah menembakkan sejumlah kecil rudal dari pesawat yang ditempatkan beberapa ratus mil sebelah barat Iran.

BERITA REKOMENDASI

Israel juga mengirimkan drone penyerang kecil, yang dikenal sebagai quadcopters, untuk membingungkan pertahanan udara Iran, menurut para pejabat Israel.

Para pejabat mengatakan niat Israel adalah membiarkan Iran move on tanpa memberikan respons yang sama, sekaligus memberi sinyal bahwa Israel telah mengembangkan kemampuan untuk menyerang Iran tanpa memasuki wilayah udaranya atau bahkan meledakkan baterai pertahanan udaranya.

Awal Mula Ketegangan Iran-Israel

Awal mula ketegangan Iran dan Israel dimulai pada tanggal 1 April, ketika Israel menyerang kompleks Kedutaan Besar Iran di Damaskus, Suriah.

Serangan itu menewaskan tujuh pejabat Iran, termasuk tiga pemimpin militer senior.

Pengeboman di Damaskus yang menewaskan 7 perwira Iran diantaranya pejabat penting komandan Al Quds brigadir jenderal Mohammad Reza Zahedi dan Mohammad Hadi Haji Rahimi
Pengeboman di Damaskus yang menewaskan 7 perwira Iran diantaranya pejabat penting komandan Al Quds brigadir jenderal Mohammad Reza Zahedi dan Mohammad Hadi Haji Rahimi (AFP)

Baca juga: Menlu Iran Sesalkan Sanksi yang Dijatuhkan Uni Eropa, Klaim Hanya Bela Diri Terhadap Israel

Sebelumnya, Iran tidak membalas serangan serupa di masa lalu.

Hal itu membuat para pejabat Israel percaya bahwa Israel dapat terus mengganggu Iran tanpa mendapatkan balasan.

Tetapi, kali ini berbeda.

Dalam seminggu, Iran mulai memberi isyarat secara pribadi kepada negara-negara tetangga dan diplomat asing bahwa kesabaran mereka sudah habis.

Iran akan membalas serangan Israel.

Selama pekan tanggal 8 April, Israel mulai mempersiapkan dua respons militer besar, menurut para pejabat Israel.

Persiapan pertama adalah operasi defensif untuk memblokir serangan Iran, yang dikoordinasikan dengan Komando Pusat AS serta dengan militer Inggris, Prancis, dan Yordania.

Yang kedua adalah operasi ofensif besar-besaran yang akan dilakukan jika serangan Iran terwujud.

Awalnya, intelijen Israel percaya bahwa Iran berencana menyerang dengan beberapa drone besar dan hingga 10 rudal balistik, kata para pejabat Israel.

Seiring berjalannya waktu, perkiraan tersebut bertambah menjadi 60 rudal.

Para pemimpin militer dan politik Israel mulai mendiskusikan serangan balasan yang dapat dimulai segera setelah Iran mulai menembakkan drone – bahkan sebelum diketahui seberapa besar kerusakan yang ditimbulkan.

Niat Israel berubah setelah Iran menyerang, kata para pejabat.

Serangan tersebut bahkan lebih besar dari perkiraan: Dengan lebih dari 100 rudal balistik, 170 drone, dan sekitar 30 rudal jelajah, serangan ini merupakan salah satu serangan terbesar dalam sejarah militer.

Pengawal Revolusi Iran Meluncurkan Drone Kamikaze dan Rudal Balistik, menunjukkan ledakan menerangi langit di Hebron dan Tel Aviv selama serangan Iran terhadap Israel. Minggu (14/4/2024). Pengawal Revolusi Iran mengkonfirmasi bahwa serangan pesawat tak berawak dan rudal sedang dilakukan terhadap Israel, sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak yang mematikan pada tanggal 1 April di konsulatnya di Damaskus. (Twitter-X / HO)
Pengawal Revolusi Iran Meluncurkan Drone Kamikaze dan Rudal Balistik, menunjukkan ledakan menerangi langit di Hebron dan Tel Aviv selama serangan Iran terhadap Israel. Minggu (14/4/2024). Pengawal Revolusi Iran mengkonfirmasi bahwa serangan pesawat tak berawak dan rudal sedang dilakukan terhadap Israel, sebagai pembalasan atas serangan pesawat tak berawak yang mematikan pada tanggal 1 April di konsulatnya di Damaskus. (Twitter-X / HO) (Twitter-X/Twitter-X)

Namun pertahanan Israel, yang dikoordinasikan dengan pilot dari Amerika Serikat, Inggris, Perancis dan Yordania, berhasil menghancurkan sebagian besar rudal dan drone tersebut, dan hanya terjadi sedikit kerusakan di darat, sehingga Israel tidak buru-buru untuk melancarkan serangan lagi.

Baca juga: Ada Apa Presiden Iran Ebrahim Raisi Berkunjung ke Pakistan?

Titik baliknya adalah percakapan telepon di pagi hari antara Netanyahu dan Biden, di mana presiden AS mendorong pemimpin Israel untuk menganggap keberhasilan pertahanan sebagai sebuah kemenangan yang tidak memerlukan tanggapan lebih lanjut.

Keesokan harinya, pemerintah Israel mulai memberi isyarat kepada sekutu asing bahwa mereka masih berencana untuk membalas, namun hanya dengan cara yang tidak sesuai dengan rencana sebelumnya, menurut salah satu pejabat senior Barat.

Alih-alih melakukan serangan balik besar-besaran, para pejabat Israel mengatakan, mereka memilih sebuah rencana yang mereka harap akan memberikan poin kepada para pejabat Iran tanpa mempermalukan mereka di depan umum.

Mereka awalnya merencanakan serangan pada Senin malam, kata para pejabat Israel, kemudian menarik diri pada menit-menit terakhir karena khawatir bahwa Hizbullah mungkin akan meningkatkan serangan secara signifikan terhadap Israel utara.

Para pejabat asing terus mendorong Israel untuk tidak memberikan tanggapan sama sekali.

Setelah Israel akhirnya melancarkan serangannya pada Jumat pagi, para pejabat Iran melakukan hal yang sama, memusatkan perhatian pada drone kecil dibandingkan rudal dan mengabaikan dampaknya.

Para pejabat di Teheran juga menghindari menyalahkan Israel atas serangan tersebut.

Hal ini, ditambah dengan keputusan Israel sendiri untuk tidak mengaku bertanggung jawab, membantu mengurangi risiko eskalasi antar keduanya.

(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas