Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Telepon Netanyahu, Macron Peringatkan PM Israel Tak Serang Rafah: Ini Meningkatkan Ketegangan

Presiden Prancis Macron mengatakan telah melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Senin (22/4/2024).

Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Bobby Wiratama
zoom-in Telepon Netanyahu, Macron Peringatkan PM Israel Tak Serang Rafah: Ini Meningkatkan Ketegangan
Ludovic MARIN / AFP
Presiden Prancis Emmanuel Macron menyaksikan upacara penandatanganan perjanjian bilateral dengan Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina (tidak dalam gambar) di kantor Perdana Menteri di Dhaka pada 11 September 2023. 

TRIBUNNEWS.COM - Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan telah melakukan panggilan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Senin (22/4/2024).

Dalam percakapan tersebut, Macron mengaku telah memperingatkan Netanyahu untuk tak menyerang kota Rafah.

Menurut Macron, apabila Netanyahu nekat melakukan serangan militer apa pun di kota Rafah di Gaza Selatan, maka akan memperburuk situasi di wilayah tersebut.

"Karena hal itu akan memperburuk situasi yang sudah menjadi bencana di Gaza dan meningkatkan ketegangan," kata Macron, dikutip dari Anadolu Aajansi.

Macron menegaskan bahwa dirinya sangat menentang Rencana Netanyahu tersebut.

Selain itu, Macron juga membahas terkait serangan Iran dalam panggilan telepon itu.

Ia mendefinisikan serangan balasan sebagai tindakan yang tidak dapat diterima.

BERITA REKOMENDASI

Macron mengatakan dengan tegas bahwa saat ini yang dibutuhkan aadalah menghindari ketegangan di kawasan Timur Tengah.

Sebelumnya, Netanyahu telah berencana untuk meluncurkan serangan terhadap Rafah, tempat 1,4 juta pengungsi Palestina mencari perlindungan.

Sekutu dan kritikus Israel memperingatkan Netanyahu agar tidak melakukan invasi ke Rafah karena takut akan jatuhnya banyak korban sipil.

Namun pemerintah Israel mengklaim bahwa wilayah di Gaza selatan adalah salah satu benteng terakhir Hamas yang telah berjanji untuk dihilangkan, dikutip dari Al Jazeera.

Menurut ahli dari Pusat Studi Teluk di Universitas Qatar, Luciano Zaccara, rencana Netanyahu tersebut bisa hanya berupa gertakan atau bisa juga terjadi dalam waktu dekat.

Baca juga: Pemimpin Oposisi Israel Sambut Baik Pengunduran Diri Haliva, Minta Netanyahu juga Mundur dari PM


“Mudah-mudahan invasi darat ke Rafah hanya sekedar gertakan sehingga bisa dijadikan sebagai alat untuk mendapatkan sesuatu dalam perundingan. Tapi apapun yang Netanyahu katakan akan dia lakukan, dia melakukannya, jadi saya berasumsi kemungkinan besar hal ini akan terjadi," kata Luciano Zaccara.

Sebuah pernyataan dari kantor Netanyahu pada Jumat malam mengatakan militer Israel sedang bersiap secara operasional dan untuk evakuasi penduduk di Rafah.

Halaman
12
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas