Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sedang Asyik Piknik, Pendaki Gunung Israel Malah Temukan Rudal Iran

Sekelompok pendaki gunung di Israel menemukan sisa-sisa rudal yang ditembakkan Iran.

Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Pravitri Retno W
zoom-in Sedang Asyik Piknik, Pendaki Gunung Israel Malah Temukan Rudal Iran
Tangkapan layar video Yahoo News
Sekelompok pendaki gunung Israel menemukan sisa-sisa rudal Iran. 

TRIBUNNEWS.COM – Sekelompok pendaki gunung di Israel menemukan benda misterius saat piknik ke Laut Mati pada akhir pekan lalu.

Benda misterius itu berukuran besar, terbuat dari logam, dan panjangnya sampai bermeter-meter.

Ternyata benda itu adalah bagian dari rudal Iran yang jatuh di tengah gurun.

Belum diketahui asal-usul rudal itu dan mengapa sisa senjata itu bisa berada di sana.

Dalam video yang diunggah pada laman Yahoo News, terlihat ada puluhan orang yang mengelilingi puing-puing rudal tersebut.

Mereka terlihat membawa ransel berukuran cukup besar. Beberapa di antara mereka juga tampak membawa benda yang diduga adalah tongkat pendaki.

Komando Front Dalam Negeri Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengaku sudah mengetahui keberadaan rudal itu.

Berita Rekomendasi

Namun, IDF tidak mencegah warga sipil untuk mendekati rudal.

Dikutip dari I24 News, polisi mengatakan IDF akan membersihkan puing-puing rudal dalam beberapa hari ke depan.

Sebelumnya, ada pula rudal yang mendarat di Laut Mati. Rudal tersebut dibawa oleh satuan zeni IDF dan dibongkar, kemudian dipamerkan kepada media asing.

Iran masih simpan rudal tercanggihnya

Iran disebut belum mengeluarkan pesawat nirawak (drone) dan rudal tercanggihnya saat menggempur Israel pada Minggu (14/4/2024) dini hari.

Baca juga: Iran Bersumpah akan Musnahkan Israel Jika Serang Teheran Lagi, Peringatkan agar Tak Coba-coba

Kantor berita Tasnim mengklaim Pasukan Garda Revolusiner Iran (IRGC) memilih menggunakan senjata lama dan sejumlah hulu ledak yang dimutakhirkan dalam serangan ke Israel.

Menurut laporan media itu, IRGC berhasil mencapai tujuannya, yakni mendapatkan peta pertahanan Israel.

Serangan yang datang dalam beberapa gelombang itu membuat IRGC bisa sekilas melihat kemampuan sistem pertahanan udara dan rudal Israel.

Dikutip dari Sputnik News, berikut tiga gelombang serangan Iran ke Israel.

Gelombang Pertama

Serangan Iran ke Israel dimulai dengan pesawat nirawak kamikaze berjenis Shahed-136 yang terbang menuju target dengan kecepatan sekitar 185 km per jam.

Pesawat itu memiliki suara berisik dan mudah dideteksi lantaran mesinnya penggeraknya yang sederhana.

Adapun pesawat yang lebih canggih, yakni Shahed-238, masih disimpan alias belum digunakan.

Tasnim membantah kabar di beberapa media bahwa Shahed-238 sudah dikerahkan.

Kecepatan Shahed-238 dilaporkan mencapai setidaknya 500 km per jam, bahkan beberapa sumber mengklaim bisa mencapai 800 km per jam.

Baca juga: Bisa Bikin Israel Cemas, Iran Belum Mainkan Kartu As, Masih Sembunyikan Rudal & Drone Tercanggihnya

Pesawat itu memiliki lapisan yang mungkin bisa menyerap sinyal radar.

Gelombang pertama serangan Iran ditujukan untuk mengganggu Israel dan pasukan sekutunya.

Serangan itu memaksa mereka untuk mencari dan menargetkan Shahed-136, dan bukannya langsung melancarkan serangan balik ke Iran.

Gelombang Kedua

Setelah mengirimkan pesawat nirawak, IRGC melancarkan serangan gelombang kedua.

Iran menembakkan rudal jelajah jarak jauh berjenis Paveh yang memiliki sayap yang bisa dibuka dan ditutup.

Paveh memiliki kemampuan mengubah lintasan dan target di tengah penerbangannya.

Rudal tersebut diluncurkan dari truk dan memiliki mesin turbojet yang bisa membawanya hingga jangkauan lebih dari 1.000 km. Beberapa sumber bahkan menyebutnya sampai 1.650 km.

Sementara itu, kecepatannya mencapai antara 700 hingg 900 km per jam.

Ada beberapa rudal Paveh yang ditembakkan saat Iran menyerang Israel.

Gelombang Ketiga

Gelombang ketiga atau terakhir dimulai selepas tengah malam waktu Iran.

Baca juga: Pernyataan Jubir Brigade Al Qassam di Hari ke-200 Perang Israel-Hamas, Puji Operasi Militer Iran

IRGC menembakkan rudal balistik yang memasuki zona udara Israel beberapa menit setelah peluncurkan.

Hasil analisis Tasnim menunjukkan bahwa IRGC belum memainkan "kartu as" miliknya dengan mengerahkan deretan rudal tercanggihnya.

Rudal-rudal itu di antaranya Sejjil, Khorramshar, Kheibar Shekan 2, dan rudal hipersonik Fatah terbarunya.

IRGC bisa memilih menggunakan rudal Dezful, Qiam-2, Rezvan, Kheibar Shekan 1, Emad, dan Qadr dalam serangan ke Israel.

Sederet rudal itu memiliki jangkauan antara 1.000 dan 1.950 km.

Kecuali Dezful dan Kheibar Shekan, semuanya menggunakan sistem penggerak berbahan bakar cair.

Menurut Tasnim, jarak antara Iran dan Israel membuat Israel dan sekutunya tak bisa menangkis rudal Iran saat fase akselerasi atau di tengah penerbangan rudal itu mendekati sasaran dengan sistem pertahanan Israel yang canggih.

Aegis buatan Amerika Serikat (AS) disebut sebagai satu-satunya sistem pertahanan antirudal yang mampu melawan rudal Iran yang terbang di luar atmosfer.

Sistem lain, termasuk Patriot, THAAD, Arrow-2 dan 3, David's Sling, dan Iron Dome tak punya kemampuan untuk menangkis rudal itu dalam jangkauan yang jauh.

Laporan Tasnim juga mengonfirmasi pendapat dari pengamat militer bahwa rudal balistik Iran yang ditembakkan ke Israel mengandung muatan amunisi mikro hulu ledak fragmentasi.

Hal itu membuat rudal tersebut makin susah ditangkis oleh sistem pertahanan Israel dan AS.

Tasnim menyebut Israel akan memerlukan waktu hingga berbulan-bulan bahkwan bertahun-tahun untuk memutakhirkan sistem pertahan rudalnya.

Sementara itu, Iran masih belum memainkan "kartu as" miliknya, seperti rudal Kheibar Shekan 2, Fattah 1, Fattah 2, dan Khorramshahr 4.

"Lebih lanjut, Iran bisa dengan cepat meningkatkan kemampuan serangnya hanya dengan mengoptimalkan hulu kedak rudalnya, tanpa merancang kembali rudal itu," demikian pernyataan Tasnim.

Tasnim memperingatkan bahwa jika konflik Iran-Israel makin panas, Iran bisa mengulangi taktik sebelumnya, tetapi dengan skala yang lebih besar.

Pertama, menembakkan rudal lama untuk membuat sistem pertahanan Israel kewalahan.

Kemudian, meluncurkan rudal tercanggihnya yang langsung menargetkan sistem pertahanan negara Zionis sehingga Israel terancam tak punya pertahanan.

(Tribunnews/Febri)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas