Mesir dan Israel Gelar Rapat Rahasia, Bahas Rencana Invasi Tel Aviv ke Rafah di Gaza
Pejabat tinggi Mesir dan Israel dilaporkan menggelar rapat rahasia di Kairo, Mesir, untuk membahas rencana invasi Israel ke Kota Rafah.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM – Pejabat tinggi Mesir dan Israel dilaporkan menggelar rapat rahasia di Kairo, Mesir, untuk membahas rencana invasi Israel ke Kota Rafah di Jalur Gaza.
Rapat pada hari Rabu (24/4/2024) itu dihadiri oleh Ronen Bar yang menjadi kepala Shin Bet (dinas keamanan/intelijen Israel) dan Herzi Halevi yang menjabat sebagai Kepala Staf Umum Pasukan Pertahanan Israel (IDF).
Adapun dari pihak Mesir yang hadir ialah Kepala Dinas Intelijen Mesir, Abbas Kamel, dan Kepala Staf Umum Angkatan Bersenjata Mesir, Letjen Osama Askar.
Dikutip dari The Cradle, laporan tentang pertemuan itu muncul pada hari yang sama ketika seorang pejabat pertahanan Israel menyebut negaranya akan segera menyerang Rafah setelah mendapatkan lampu hijau dari pemerintah.
Juru bicara pemerintah Israel juga mengklaim serangan ke Rafah sudah dekat, tetapi hari dan tanggal operasi militer itu belum diungkapkan.
Israel kini dilaporkan tengah membuat rencana evakuasi warga sipil dari Rafah.
Mesir sudah mengungkapkan kekhawatirannya perihal serangan ke kota itu. Menurut Mesir, serangan itu berpotensi memicu masuknya pengungsi Palestina ke wilayah Mesir.
Sebelumnya, Mesir sudah menegaskan tak akan mengizinkan banyak pengungsi Gaza masuk ke area Gurun Sinai.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) sudah berulang kali meminta Israel untuk memastikan warga sipil dievakuasi dari Rafah dengan aman.
Menurut AS, rencana serangan darat besar-besaran Isral itu berpotensi memperburuk bencana kemanusiaan di Gaza.
“Semua orang menunggu perintah Netanyahu untuk mengevakuasi warga sipil dari Rafah,” kata seorang pejabat Israel kepada Axios.
Baca juga: Israel Panasi Mesin untuk Serang Rafah, Brigade Nahal Ditarik Dulu dari Gaza untuk Dilatih
“Dia harus merampungkan persoalan itu dengan Amerika dan AS.”
Pekan lalu para pejabat AS dan Israel sudah melangsungkan rapat guna membahas rencana untuk Rafah.
Israel mengklaim keputusan untuk melancarkan serangan itu “didasarkan pada situasi, bukan didasarkan pada waktu”.