Euro-Med: Israel Gunakan Bom Vakum dan Termal di Gaza untuk Melelehkan Tubuh Korban
Banyaknya korban bombardemen Israel di Gaza yang tidak ditemukan ternyata karena jasad mereka meleleh karena bom vakum dan termal IDF.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Euro-Med: Israel Gunakan Bom Vakum dan Termal di Gaza untuk Melelehkan Tubuh Korban
TRIBUNNEWS.COM - Organisasi Pemantau Hak Asasi Manusia Euro-Mediterania menyerukan pembentukan komite investigasi internasional terhadap senjata yang digunakan oleh Israel di Jalur Gaza.
Penyidikan itu untuk mengetahui jenis penggunaan senjata Israel yang menyalahi aturan internasional soal perang, termasuk kemungkinan penggunaan bom yang menghasilkan panas hebat yang menyebabkan penguapan tubuh korban.
Baca juga: Agresi Israel di RS Al-Nasser: Jasad Korban Menguap Jadi Abu, IDF Disebut Pakai Senjata Pemusnah
Lembaga observatorium HAM dalam sebuah pernyataan di situs resminya, Selasa (30/4/2024) mengatakan kalau kesaksian yang didokumentasikan dan informasi awal yang dikumpulkan pihaknya mengungkapkan aspek tersembunyi dari tingkat pembunuhan mengerikan yang dilakukan oleh Israel di Jalur Gaza.
Hal ini terkait melelehnya jenazah para korban akibat bom yang dijatuhkan pesawat tempur Israel di rumah-rumah.
Lembaga pemantau HAM itu menjelaskan kalau bombardemen tentara pendudukan Israel yang menyebabkan kerusakan besar-besaran di daerah pemukiman selama agresi yang sedang berlangsung di Jalur Gaza sejak 7 Oktober lalu, menimbulkan kekhawatiran akan kemungkinan mereka menggunakan senjata termal atau apa pun yang dikenal sebagai “bom vakum”.
Euro-Med menunjukkan fakta kalau ribuan korban masih hilang, baik karena ketidakmampuan untuk mengeluarkan mereka dari bawah reruntuhan, atau karena jenazah mereka tidak ditemukan di tempat di mana puing-puing telah dipindahkan, atau karena mereka disembunyikan secara paksa oleh tentara pendudukan Israel.
Lembaga itu menunjukkan kalau mereka mendokumentasikan kasus-kasus korban yang meninggal dalam penyerbuan pendudukan Israel di bangunan tempat tinggal, fasilitas vital.
"Saat berusaha untuk menemukan jenazah mereka (para korban bombademen Israel), ternyata jenazah telah berubah menjadi abu. Ini termasuk korban kuburan massal yang dikuburkan dan ditemukan di Kompleks Medis Nasser di Khan Yunis, selatan Jalur Gaza, yang menimbulkan tanda tanya tentang jenis bom yang digunakan dalam serangan tersebut," tulis lembaga tersebut.
Observatorium tersebut menunjukkan, perkiraan awal menunjukkan bahwa kemungkinan jenazah berubah menjadi abu tak lama setelah kematian disebabkan oleh bom termal yang digunakan oleh tentara pendudukan Israel, sehingga memerlukan pembukaan penyelidikan internasional untuk memberikan gambaran akurat tentang jenis senjata yang digunakan pendudukan.
Mereka menjelaskan kalau hukum humaniter internasional melarang penggunaan bom termal.
"Menurut Konvensi Den Haag tahun 1899 dan 1907 serta Konvensi Jenewa tahun 1949, penggunaan bom jenis ini dianggap sebagai kejahatan perang menurut Statuta Roma Pengadilan Pidana Internasional," tegas Euro-Med.
Baca juga: Pejabat Israel Ketar-ketir, ICC Disebut Bakal Keluarkan Surat Penangkapan Netanyahu Cs atas Genosida
Observatorium tersebut menyatakan kalau Israel memiliki catatan panjang dalam melakukan pelanggaran serius terhadap aturan hukum humaniter internasional, terutama selama agresinya terhadap Jalur Gaza, di mana Israel menggunakan dan terus menggunakan berbagai jenis senjata dan amunisi.
Euro-Med menunjukkan, hasil investigasi yang dilakukan oleh beberapa badan internasional dan internasional yang kompeten menegaskan bahwa apa yang dilakukan Israel merupakan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, yang memerlukan pengaktifan semua tingkat investigasi internasional, hukum dan yudisial serta mekanisme akuntabilitas dan kerja serius untuk menahan mereka. bertanggung jawab atas pelanggaran mereka dan tidak membiarkan mereka lolos dari hukuman.