Bahaya Besar Menanti Israel di Rafah, Eks Panglima Zionis: Hamas Sudah Siapkan Strategi Sergap IDF
Mantan komandan operasi militer Israel memperingatkan bahaya besar yang menanti Israel jika negara Zionis itu nekat menyerang Kota Rafah.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Pravitri Retno W
TRIBUNNEWS.COM – Seorang mantan komandan operasi militer Israel bernama Israel Ziv memperingatkan bahaya besar yang menanti Israel jika negara Zionis itu nekat menyerang Kota Rafah di Jalur Gaza.
Israel sudah berulang kali menegaskan akan melancarkan serangan besar-besaran ke Rafah.
Namun, hingga kini belum diketahui kapan serangan ke Rafah akan dilakukan.
Rencana serangan itu mendapat penolakan keras dari Amerika Serikat (AS) yang menjadi sekutu dekat Israel.
Dalam wawancara dengan media Israel bernama KAN, Ziv mengklaim Hamas sudah menyiapkan strategi untuk menghadapi serangan di Rafah.
“Kelompok perjuangan Palestina itu sudah menyiapkan strategi untuk menyergap Israel,” kata Ziv, dikutip dari Saba.
Ziv mengklaim operasi militer di Rafah akan menjadi operasi yang jauh lebih berbahaya daripada operasi Israel sebelumnya di Gaza.
“Masuknya [tentara Israel] ke Rafah tidak akan membuat kelompok perjuangan di sana tumbang, dan bahaya operasi militer akan sangat besar, mengingat fakta bahwa pertempuran di kota itu akan sangat sulit karena adanya lebih dari satu juta warga sipil Palestina, itu berisiko menimbulkan bencana kemanusiaan yang di dalamnya Israel akan bertanggung jawab,” tutur Ziv.
Lebih lanjut, Ziv mengatakan ada kemungkinan besar bahwa warga Israel yang disandera Hamas tidak akan selamat jika pasukan Israel nekat menyerang Rafah.
“Waktu menjadi sangat penting bagi keselamatan para sandera,” ucap Ziv kepada Channel 12.
Menurut Ziv, invasi ke Rafah tidak akan berlangsung cepat karena mungkin baru selesai setelah berbulan-bulan.
Baca juga: Netanyahu Tumbang Sebelum Israel Invasi Rafah? Ancaman Kudeta AS Mengintai Seperti Yitzhak Shamir
Oleh karena itu, para warga Israel yang disandera bisa terjebak dalam situasi yang lebih sulit.
Dilaporkan sudah ada setidaknya 70 sandera yang tewas karena kurangnya obat-obatan, makanan, dan air di Gaza.
Mereka juga turut menjadi korban serangan yang dilakukan oleh Israel.