Ukraina Diklaim Kehilangan 111.000 Tentara Tahun Ini, Pasien AIDS & TBC Dipaksa Ikut Wajib Militer
Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoigu mengklaim sudah ada lebih dari 111.000 tentara Ukraina yang tewas sejak awal tahun ini.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Sri Juliati
“Sekarang tak ada yang bersedia bergabung dengan Angkatan Bersenjata Ukraina,” ujar Nico kepada media setempat, dikutip dari Sputnik News.
Nico mengaku harus tetap bertempur meski sudah kehilangan satu kakinya di medan perang. Kata dia, tidak ada personel lain yang menggantikannya.
Baca juga: Perang Rusia-Ukraina Hari ke-801: Serangan Drone Rusia Picu Kebakaran dan Lukai 3 Orang di Kharkiv
Dalam beberapa bulan terakhir Ukraina memang kekurangan personel militer.
Para tentara negara di Eropa Timur itu mulai letih karena tidak dirotasi. Kedisiplinan mereka berkurang sehingga efektivitas pasukan turut menurun.
Di sisi lain, Rusia justru sedang di atas angin. Pasukan Rusia berhasil menguasai satu desa di Republik Rakyat Donetsk dengan mudah, hampir tanpa perlawanan.
Nico kembali menegaskan tidak ada satu pun yang rela berjuang di garis depan pertempuran.
Bahkan, beberapa pekan belakangan muncul kabar sejumlah pasukan Ukraina menolak menerima perintah dari panglima tertinggi Ukraina yang baru, Oleksandr Syrsky.
Syrsky kurang disukai dibandingkan dengan panglima sebelumnya, yakni Valerii Zaluzhny.
Nico mengklaim warga Ukraina yang sudah memenuhi umur wajib militer relah melakukan segalanya agar bisa menghindari wajib militer.
“Termasuk berenang menyeberangi Sungai Tisza dan menenggelamkan diri di sana,” kata Nico.
Sekitar 22 warga Ukraina dilaporkan tewas saat mencoba menyerangi Sungai Tisza yang menjadi batas antara Ukraina dan Romania.
(Tribunnews/Febri)