Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

4 Tentara Israel yang Siap Menyerang Rafah, Tewas Dipanggang Roket Brigade Al Qassam saat Jaga Tank

Roket Brigade Al Qassam berhasil membunuh tentara Israel yang sedang mempersiapkan diri untuk serangan ke tempat warga Gaza mengungsi di Rafah.

Penulis: Muhammad Barir
zoom-in 4 Tentara Israel yang Siap Menyerang Rafah, Tewas Dipanggang Roket Brigade Al Qassam saat Jaga Tank
tangkap layar LBCI
Seorang petempur Brigade Al Qassam Hamas bersiap menembakkan mortir ke sasaran. 

Para pemimpin asing memperingatkan akan adanya invasi Israel ke Rafah di tengah perintah evakuasi, menurut laporan Reuters.

Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan “sama sekali tidak dapat diterima” jika Israel menyerang Rafah.

Para menteri luar negeri dari 26 negara anggota UE meminta Netanyahu untuk tidak melancarkan invasi, dengan mengatakan hal itu akan “memperburuk situasi kemanusiaan yang sudah menimbulkan bencana.”

Para pejabat Mesir mengatakan bahwa penyitaan militer Israel di perbatasan Gaza-Mesir atau tindakan apa pun untuk memaksa warga Palestina masuk ke Mesir akan mengancam perjanjian perdamaian yang ditandatangani Mesir dengan Israel pada tahun 1979.

Warga Palestina di Rafah, sebaliknya, mengungkapkan ketakutan mereka terhadap apa yang akan terjadi.

Nidal Alzaanin, yang bekerja untuk kelompok bantuan internasional dan mengungsi ke Rafah dari Beit Hanoun di utara pada awal perang, mengatakan kepada Associated Press bahwa orang-orang takut meninggalkan Rafah karena pasukan Israel dan drone penembak jitu menembak dan membunuh banyak warga Palestina. warga sipil saat mereka bergerak selama perintah evakuasi sebelumnya.

Alzaanin mengatakan dia telah menyiapkan dokumen dan mengemas beberapa barang tetapi harus menunggu 24 jam untuk melihat apa yang dilakukan orang lain sebelum berangkat. Dia bilang dia punya teman di Khan Yunis yang dia harap bisa mendirikan tenda untuk keluarganya.

Berita Rekomendasi

Sahar Abu Nahel, yang mengungsi ke Rafah bersama 20 orang keluarganya, bertanya, “Ke mana saya akan pergi? Saya tidak punya uang atau apa pun. Saya sangat lelah, begitu pula anak-anak [saya]. Mungkin lebih terhormat jika kita mati. Kami sedang dipermalukan,” katanya sambil menangis. Suaminya telah diculik oleh Israel, dan putranya hilang.

(Sumber: The Cradle)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas