Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Banjir Brasil Selatan: Korban Tewas Jadi 75 Orang, 103 Lainnya Hilang, dan 88.000 Warga Mengungsi

Dalam tujuh hari terakhir, banjir bandang di negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil selatan telah menewaskan sedikitnya 75 orang, Sabtu (4/5/2024).

Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Nuryanti
zoom-in Banjir Brasil Selatan: Korban Tewas Jadi 75 Orang, 103 Lainnya Hilang, dan 88.000 Warga Mengungsi
Tangkap Layar Twitter/X
Banjir Brasil. Dalam tujuh hari terakhir, banjir bandang di negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil selatan telah menewaskan sedikitnya 75 orang, Sabtu (4/5/2024). Pada misa hari Minggu (5/5/2024) di Vatikan, Paus Fransiskus mengatakan membawa bencana banjir bandang di Brasil dalam rangkaian doanya. 

Pada misa hari Minggu (5/5/2024) di Vatikan, Paus Fransiskus menyampaikan soal bencana banjir bandang di Brasil dalam rangkaian doanya.

“Semoga Tuhan menyambut mereka yang meninggal dan menghibur keluarga mereka dan mereka yang harus meninggalkan rumah mereka,” kata Paus Fransiskus.

Hujan deras dimulai pada Senin (29/4/2024) dan diperkirakan berlangsung hingga Minggu (5/5/2024)..

Di beberapa tempat, seperti lembah, lereng gunung, dan kota, curah hujan lebih dari 300 mm (11,8 inci) turun dalam waktu kurang dari seminggu, menurut Institut Meteorologi Nasional Brasil (INMET) pada hari Kamis (2/5/2024).

Hujan lebat tersebut merupakan bencana lingkungan keempat yang terjadi di negara bagian tersebut dalam satu tahun, menyusul banjir pada bulan Juli, September, dan November 2023 yang menewaskan 75 orang.

Cuaca di seluruh Amerika Selatan dipengaruhi oleh fenomena iklim El Nino.

El Nino sendiri adalah suatu peristiwa alami yang terjadi secara berkala dan menghangatkan permukaan air di wilayah Pasifik Khatulistiwa.

Berita Rekomendasi

Di Brasil, El Nino secara historis menyebabkan kekeringan di wilayah utara dan curah hujan tinggi di wilayah selatan.

Tahun ini, dampak El Nino sangat dramatis.

Para ilmuwan mengatakan cuaca ekstrem lebih sering terjadi akibat perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.

“Tragedi ini akan terus terjadi, semakin buruk dan semakin sering terjadi,” kata Suely Araujo, koordinator kebijakan publik di Climate Observatory, sebuah jaringan yang terdiri dari puluhan kelompok lingkungan dan sosial.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas