Serangan ke Rafah Semakin Dekat, Amerika Serikat Menunda Pengiriman Pasokan Amunisi ke Israel
Israel mulai menyerukan warga sipil untuk meninggalkan Rafah, sehari setelah seorang pejabat mengatakan Israel tidak akan mengakhiri perang.
Penulis: Muhammad Barir
Israel tetap berkomitmen pada operasi di Rafah dan tidak akan setuju dalam keadaan apa pun untuk mengakhiri perang sebagai bagian dari kesepakatan pembebasan sandera, kata seorang pejabat Israel kepada AP pada 4 Mei.
Seorang pejabat Hamas mengkonfirmasi kepada Al Jazeera pada Sabtu pagi bahwa posisi Israel dalam perundingan telah menghambat peluang untuk mencapai kesepakatan.
“Penjajah menghalangi tercapainya kesepakatan dengan bersikeras melanjutkan perang. Entitas Zionis berusaha untuk membuat perjanjian kerangka kerja untuk memulihkan tahanannya tanpa menghubungkan hal ini dengan mengakhiri agresi,” kata pejabat itu.
“Informasi kami menegaskan bahwa Netanyahu secara pribadi menghalangi tercapainya kesepakatan karena alasan pribadi,” tambahnya, seraya menegaskan kembali bahwa Hamas “tidak akan menyetujui dengan cara apa pun terhadap kesepakatan yang tidak secara eksplisit mencakup penghentian perang di Gaza.”
Laporan Axios juga muncul pada hari yang sama beberapa tentara Israel terbunuh oleh rudal Brigade Qassam di lokasi militer Kerem Shalom dekat perbatasan Israel dengan Gaza.
"IDF telah memperluas wilayah kemanusiaan di Al-Mawasi untuk mengakomodasi peningkatan jumlah bantuan yang mengalir ke Gaza. Area kemanusiaan yang diperluas ini mencakup rumah sakit lapangan, tenda, dan peningkatan jumlah makanan, air, obat-obatan, dan pasokan tambahan" tulis akun pasukan IDF di platform X.
"Sesuai dengan persetujuan pemerintah, penilaian situasi yang sedang berlangsung akan memandu pergerakan bertahap warga sipil di wilayah tertentu di Rafah timur, ke wilayah kemanusiaan" tulisnya lagi.
"Seruan untuk pindah sementara ke wilayah kemanusiaan akan disampaikan melalui brosur, pesan SMS, panggilan telepon, dan siaran media berbahasa Arab".
"IDF akan terus mengejar Hamas di mana pun di Gaza sampai semua sandera yang mereka sandera kembali ke rumah".
Israel Perintahkan Warga Gaza di Timur Rafah untuk Segera Mengungsi
Sekitar 100.000 orang diminta untuk mengevakuasi bagian timur Rafah, kata militer Israel.
Sekitar 100.000 orang di bagian timur Rafah telah diperintahkan untuk mengungsi oleh Pasukan Pertahanan Israel, kata juru bicara militer internasional Kolonel Nadav Shoshani dalam sebuah pengarahan.
Shoshani mengatakan evakuasi tersebut adalah “operasi terbatas untuk evakuasi sementara” dan “bukan evakuasi skala luas.”
Israel telah berulang kali mengisyaratkan rencana untuk mengirim pasukan darat ke Rafah, sebuah kota di selatan yang berbatasan dengan Mesir, tempat lebih dari satu juta pengungsi Palestina diyakini mengungsi sejak 7 Oktober.
Badan-badan bantuan juga telah memperingatkan bahwa wilayah tersebut sedang menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin parah, dan direktur Program Pangan Dunia menggambarkan bahwa Gaza sedang menghadapi kelaparan besar-besaran.
Evakuasi dari Rafah bagian timur “adalah operasi skala terbatas,” kata IDF